Bisnis.com, MALANG – Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 014 kurang diminati investor dari Malang dan sekitarnya yang ditandai dengan relatif rendahnya pemesanan dibanding ORI seri-seri sebelumnya.
CEO BNI Kantor Wilayah Malang Yessy Kurnia mengatakan BNI Malang sebenarnya mendapatkan jatah Rp60 miliar, namun realisasi pemesanannya hanya sekitar 50%. “Tidak seperti seri ORI-ORI sebelumnya yang banyak diserbu investor,” ujarnya dihubungi dari Malang, Sabtu (20/10/2017).
Pernyataan senada juga diungkapkan Area Head Bank Mandiri Malang Theresia Pratiwi Hastari. Untuk ORI ORI 014, sebenarnya pihaknya mendapatkan jatah untuk menjual Rp25 miliar, namun realisasinya sekitar 75%.
Padahal pada seri-seri sebelumnya, sebelum masa penawaran dibuka, investor sudah banyak yang inden untuk memesan ORI sehingga sampai dengan masa penutupan pemesanan, biasanya melampaui dari target yang ditetapkan.
Dia menduga, kurang antusiasnya investor pada ORI 014 diduga karena penawara kupon yang jauh lebih rendah daripada kupon-kupon pada ORI sebelumnya. Ditambah lagi, kini makin meningkatnya literasi masyarakat tentang investasi keuangan, maka mereka memandang banyak alternatif untuk menempatkan uangnya.
Mereka ada yang memilih investasi di saham, setidaknya produk reksa terproteksi untuk investor yang berorientasi pada pendapatan fix, tanah, maupun emas. Dengan kupon 5,85% untuk ORI 014, kata Yessy, masih kurang menarik di kalangan investor yang berorientasi pada pendapatan tetap.
Dengan bunga sebesar itu, maka selisihnya tidak terlalu jauh dengan bunga bank yang dikisaran 4,5%. Apalagi jika untuk deposito spesial, maka nasabah bisa memperoleh bunga sesuai dengan bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan.
Faktor yang juga memungkinkan permintaan pemesanan ORI 014 lebih rendah daripada seri ORI sebelumnya, kata dia, juga faktor ekonomi yang masih melesu.
“Pada seri-seri sebelumnya, permintaan ORI hampir selalu melampaui dari target yang ditetapkan kantor pusat,” ujarnya. Pernyataan senada juga diungkapkan Theresia.