Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyampaikan populasi ayam petelur menurun pascapengurangan populasi final stock layer produktif umur minimal 70 minggu melalui Kepmentan No 3035/2017, diikuti harga telur yang relatif stabil.
Dikutip dari keterangan resminya, data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menunjukkan, sebelum kebijakan pengurangan populasi FS layer, populasi sebesar 38 juta ekor.
Populasi produktif 30,7 juta ekor. Produksi telur 1.920 ton per hari, sementara kebutuhan 1.497 ton per hari. Maka terjadi surplus 423 ton per hari atau setara 780.000 induk layer produktif.
Adapun, pascaimplementasi Kepmentan No 3035/2017, populasi produktif sebesar 28 juta ekor. Produksi telur 1.676 ton per hari, untuk memenuhi kebutuhan Blitar 192 ton per hari dan di luar Blitar 1.484 ton per hari. Harga yang jatuh karena over supply juga terjadi pada broiler nasional.
Melalui Kepmentan No 3035/2017 diikuti dengan Kepmentan 6073/2017, realisasi produksi FS pada Januari-Juli 2017 berturut-turut, 56,3 juta per minggu, 53,6 juta per minggu, 60,6 juta per minggu, 57,6 juta per minggu, 59,6 juta per minggu, 52,7 juta per minggu, dan 53,9 juta per minggu.
Pemerintah masih mengkaji keseimbangan suplai dan permintaan pada Agustus - Desember 2017 yang kemungkinan akan terjadi surplus produksi sebanyak 2 juta - 6 juta per minggu, bila dibandingkan dengan permintaan DOC FS broiler sebesar 55 juta per minggu.
Adapun estimasi produksi Agustus - Desember berturut-turut 54,5 juta per minggu, 58,1 juta per minggu, 61,6 juta per minggu, 62,2 juta per minnggu, 62,3 juta per minggu.