Bisnis.com, MALANG — Jumlah investor pasar modal yang tercermin dalam single investor identification (SID) pada September 2024 tercatat sudah mencapai 289.148 SID atau tumbuh 13,97% secara tahunan (yoy).
Kepala Kantor OJK Malang, Biger Adzanna Maghribi, mengatakan peningkatan tertinggi masih ditunjukkan oleh SID C-BEST (transaksi saham dan efek lainnya) yang mencapai 127.275 SID per 30 September 2024 atau tumbuh 20,17% yoy.
“Secara umum, minat masyarakat terhadap investasi di pasar modal makin tinggi seperti pada instrumen saham, reksa dana dan obligasi atau surat berharga negara,” katanya, Rabu (20/11/2024).
Jumlah nasabah reksa dana, dia menegaskan, juga menunjukkan peningkatan tajam yakni tumbuh 147,72% yoy menjadi 31.953 nasabah sampai dengan akhir Agustus 2024.
Daerah Tingkat II di wilayah kerja KOJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi, yakni Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp205,17 miliar dan kemudian diikuti dengan Kabupaten Malang sebesar Rp35,09 miliar.
Menurutnya, terdapat peningkatan frekuensi transaksi saham dari posisi yang sama tahun sebelumnya yaitu tumbuh 5,86% (yoy) menjadi 535.555 transaksi. Volume transaksi menurun 8,15% (yoy) namun nilai transaksi tumbuh 4,35% (yoy) menjadi Rp2,53 triliun.
Baca Juga
Dia menegaskan, OJK Malang turut berkontribusi dalam peringatan World Investor Week 2024 yang jatuh pada tanggal 7-13 Oktober 2024. Selain itu, otoritas juga memberikan edukasi melalui kegiatan tatap muka maupun daring melalui kanal media sosial. “Kegiatan dan edukasi pasar modal seperti ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap investasi di Pasar Modal dengan memahami Pasar Modal secara komprehensif.” ucapnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Dias Satria, menilai investor pasar modal di Malang juga menunjukkan peningkatan jumlah investor (+13,97% yoy), namun masih terdapat penurunan volume transaksi (-8,15% yoy), yang mengindikasikan belum optimalnya inklusivitas pasar modal.
Untuk menarik lebih banyak partisipasi masyarakat, dia menyarankan, OJK dapat memperkenalkan produk investasi mikro yang terjangkau dan lebih mudah diakses.
Kolaborasi dengan universitas dan komunitas lokal dalam edukasi pasar modal juga penting untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Ke depan, kata Dias yang juga Ketua Pusat Inovasi dan Transfer Teknologi UB, penguatan sektor pariwisata berbasis digital dan promosi investasi di sektor teknologi dapat menjadi langkah strategis untuk mendiversifikasi ekonomi Malang.
Menurutnya, kebijakan bilateral nasional yang strategis juga perlu dimanfaatkan untuk menarik investasi asing yang mendukung sektor-sektor unggulan. Dengan strategi ini, Malang dapat memperkuat daya tahan ekonominya, mengurangi ketergantungan pada sektor tradisional, dan menjadi kota dengan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (K24)