Bisnis.com, MALANG — Pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan bisa tembus di atas 5% pada triwulan III dan IV/2024 dengan syarat tertentu.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Prof Candra Fajri Ananda, mengatakan agar ekonomi Jatim dapat tumbuh di atas 5%, maka instrumen fiskal betul-betul dapat direalisasikan.
“Fiskal dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Jangan jadi Silpa,” katanya pada Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur s.d 31 Agustus 2024 di Malang, Jumat (27/9/2024).
Menurutnya, adanya deflasi beberapa bulan bukan menunjukkan menurunnya daya beli masyarakat, melainkan ada pengalihan belanja.
Lagi pula, kata dia, jika deflasi karena kemampuan TPID menjaga antara sisi pasokan dan permintaan, maka hal itu positif. Selain itu, indikator ekonomi sampai Agustus masih positif.
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jatim, Sigit Danang Joyo, menambahkan semua indikator pada posisi Agustus 2024 positif, namun pertumbuhan ekonominya masih di bawah nasional pada posisi triwulan II/2024.
Baca Juga
“Tapi saya optimistis pada triwulan III dan IV/2024 pertumbuhan ekonomi Jatim bisa menembus di atas 5% mengacu pada tren pertumbuhan di triwulan sebelumnya,” katanya.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPB) Jatim, Didyk Choiroel, menambahkan perekonomian Jawa Timur triwulan-ll/2024 konsisten tumbuh sebesar 4,98% (yoy), 2,87% (qtq), atau 4,90% (ctc).
Inflasi Agustus 2024, kata dia, terkendali sebesar 2,05% (yoy), 0,78% (ytd) dan mengalami deflasi 0,07% (mtm).
Sedangkan kegiatan perdagangan internasional Jatim, kata dia, mengalami peningkatan baik ekspor maupun impor. Ekspor Agustus 2024 mencapai US$2,41 miliar didominasi oleh sektor Industri pengolahan.
Impor bulan Agustus 2024 mencapai sebesar US$2,68 miliar, didominasi oleh sektor Bahan Baku/Penolong. Neraca Perdagangan mengalami defisit US$ 0,26 miliar.
Untuk kemiskinan Jawa Timur, dia menegaskan, turun seiring dengan membaiknya kondisi/ indikator perekonomian Jawa Timur. Persentase penduduk miskin Jawa Timur pada Maret 2024 sebesar 9,79%, menurun 0,56 poin terhadap Maret 2023 yaitu 10,35%.
Nilai tukar petani (NTP) sebesar 111,98 turun 0,40% (mtm), sedangkan nilai tukar nelayan (NTN) sebesar 93,81 turun sebesar 0,33% (mtm). “Nilai tukar petani masih bagus karena di atas 100, sedangkan untuk nilai tukar nelayan, ini masih perlu perhatian,” ujarnya.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Timur menurun, sedangkan kemiskinan Maret 2024 menurun 0,56% terhadap Maret 2023. Penurunan kemiskinan di Jawa Timur seiring dengan membaiknya kondisi indikator perekonomian Jawa Timur.
Gini Ratio Jatim membaik, dengan nilai ratio semakin mengecil. IPM Jatim 2023 meningkat, merupakan capaian tertinggi selama 4 tahun terakhir yang mencapai 74,65.