Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota Probolinggo Alami Deflasi pada Agustus

Kota Probolinggo mengalami deflasi pada Agustus 20024 yang dipicu terjaganya pasokan komoditas pangan ke daerah tersebut.
Biji kopi dalam gelas./Bloomberg-Jeremy Piper
Biji kopi dalam gelas./Bloomberg-Jeremy Piper

Bisnis.com, MALANG — Kota Probolinggo mengalami deflasi pada Agustus 20024 yang dipicu terjaganya pasokan komoditas pangan ke daerah tersebut.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Dedi Prasetyo, mengatakan tekanan inflasi Kota Probolinggo pada Agustus 2024 tetap terjaga di kisaran sasaran inflasi. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi, di antaranya, pelaksanaan GERTANCAB IRIT (Gerakan Tanam Cabai Irigasi Tetes) 6.000 bibit cabai di 5 kecamatan di Kota Probolinggo. 

“Juga pembukaan Toko Kopi Siaga selama Agustus 2024 yang menjual bahan pangan pokok dengan harga murah a.l. beras SPHP, gula pasir premium, minyak goreng, bawang merah, telur ayam, cabai, dan lainnya,” katanya, Rabu (4/9/2024).

Selain itu, pelaksanaan pasar murah setiap minggu selama Agustus 2024, penyampaian infografis neraca pangan mingguan selama Agustus 2024, dan Rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri padal 5, 12, 19 dan 26 Agustus 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Probolinggo, kata dia,  Agustus 2024 mengalami deflasi bulanan sebesar 0,03% (mtm) dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm). 

Secara tahunan, Kota Probolinggo tercatat mengalami inflasi sebesar 2,19% (yoy) dan 1,18% (ytd). Dengan demikian, inflasi tahunan periode Agustus 2024 di Kota Probolinggo masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi. 

Inflasi periode Agustus 2024, dia menegaskan, terutama didorong oleh kenaikan harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,08% (mtm). Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,14% (mtm).

Berdasarkan komoditasnya, inflasi terutama didorong oleh peningkatan harga komoditas emas perhiasan, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), bensin dan minyak goreng masing-masing dengan andil 0,07%, 0,05%, 0,02%, 0,02%, dan 0,01% (mtm).

Menurutnya,  Inflasi pada komoditas emas perhiasan dan kopi bubuk terjadi seiring kenaikan harga komoditas emas dan kopi dunia. Kenaikan harga sigaret kretek mesin terjadi akibat penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) secara bertahap pada tahun 2024. 

Kenaikan harga bensin terjadi seiring penyesuaian harga BBM Umum oleh Pertamina dalam rangka pengimplementasian Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum jenis bensin dan minyak solar. 

Sementara kenaikan harga minyak goreng terjadi akibat lonjakan harga CPO dunia pada minggu terakhir Agustus 2024.

Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi terutama pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, beras, bawang merah dan jagung manis masing-masing dengan andil -0,04%, -0,04%, -0,03%, -0,03% dan -0,01% (mtm).

“Penurunan harga pada komoditas bawang merah dan jagung manis terjadi seiring terjaganya pasokan pada masa panen raya dan untuk komoditas beras memasukinya masa panen gadu di berbagai sentra produksi. Sementara penurunan harga pada komoditas daging dan telur ayam ras terjadi seiring melimpahnya populasi di kalangan peternak,” ucapnya.

“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy),” ucapnya.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai deflasi yang terjadi di Probolinggo mengindikasikan keberhasilan dari BI dan TPID dalam menjaga serta mengelola pasokan pangan melalui produksi maupun distribusi. 

Program-program tersebut berjalan sinergis, masif, dan berkelanjutan. Hal ini menjadi kunci di dalam stabilisasi harga pangan sehingga peluang inflasi sampai akhir 2024 akan terjaga dan terkendali sesuai dengan target yang diharapkan semakin besar.

“Fakta ini juga semakin membuktikan bahwa pemerintah daerah semakin menyadari pentingnya menjaga inflasi untuk mendorong kesejahteraan masyarakat melalui daya beli yang terjaga dan ketersediaan pangan yang terjangkau,” ucapnya. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper