Bisnis.com, MALANG — Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,04% pada Agustus 2024 yang dipicu kenaikan harga kelompok transportasi dan kelompok pendidikan.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan kelompok transportasi memberikan andil terbesar terhadap inflasi Kota Malang pada Agustus 2024, yakni sebesar 0,07%, diikuti kelompok Pendidikan sebesar 0,05%.
“Komoditas dan jasa yang menyumbang inflasi pada Agustus di Kota Malang, yakni akademi/perguruan tinggi, bensin, cabai rawit, kopi bubuk, emas perhiasan, angkutan udara, kontrak rumah, minyak goreng, blus wanita, dan sigaret kretek mesin,” katanya, Senin (2/9/2024).
Sedangkan komoditas yang mengerem inflasi atau terjadi deflasi, yakni bawang merah, daging ayam ras, daun bawang, jagung manis, telur ayam ras, jeruk, tomat, kangkong, sawi putih, dan bayam. Sedangkan secara year on year (y-on-y), kata Malang Kota Malang mengalami sebesar 1,88%.
Menurutnya, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Pengeluaran dimaksud yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,51%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,06%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,37%; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,90%.
Juga, kelompok kesehatan sebesar 2,92%; kelompok transportasi sebesar 1,44%; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,00%; kelompok pendidikan sebesar 1,21%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,97%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,94%.
Baca Juga
“Secara year to date (y-to-d), inflasi Kota Malang sebesar 0,60%,” katanya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai seiring dimulainya ajaran baru semester ganjil 2024/2025 di berbagai perguruan tinggi di Malang berdampak pada kenaikan kontribusi sektor pendidikan terhadap inflasi. Hal ini tidak lepas dari bauaran SPP atau UKT Agustus, meski inflasi Agustus tetap landai.
Fakta ini sebenarnya semakin membuktikan bahwa inflasi lebih banyak didorong oleh volatile foods, dia menegaskan, sehingga kebijakan pemerintah maupun BI dalam pembentukan TPID telah berhasil.
Menurutnya, berbagai kebijakan TPID yang semakin inovatif di berbagai daerah termasuk Malang mampu mendorong stabilisasi harga pangan. Disisi lain, kenaikan transportasi mengindikasikan bahwa ekonomi terus bergeliat, karena transportasi mencerminkan peningkatan mobilitas sumberdaya. (K24)