Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Penduduk Miskin di Kab. Malang Turun Jadi 8,98%

Garis kemiskinan di Kabupaten Malang pada Maret 2024 sebesar Rp420.334/kapita/ bulan, bertambah sebesar Rp20.687, bila dibandingkan kondisi Maret 2023.
Suasana permukiman padat penduduk di Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (16/5/2023)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti.
Suasana permukiman padat penduduk di Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (16/5/2023)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti.

Bisnis.com, MALANG — Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Malang turun dari 9,45% pada 2023 menjadi 8,98% pada 2024.

Kepala BPS Kab. Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan jumlah penduduk miskin, penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK), di Kabupaten Malang pada Maret 2024 mencapai 240.140 jiwa. 

“Jumlah ini turun sebesar kurang lebih 11.220 jiwa, bila dibandingkan dengan kondisi Maret 2023 yang sebesar 251.360 jiwa,” katanya, Selasa (6/8/2024).

Dengan demikian, kata dia, persentase penduduk miskin di Kabupaten Malang juga mengalami penurunan dari 9,45% pada bulan Maret 2023 menjadi sebesar 8,98% pada Maret 2024.

Menurutnya, garis kemiskinan di Kabupaten Malang pada Maret 2024 sebesar Rp420.334/kapita/ bulan, bertambah sebesar Rp20.687, bila dibandingkan kondisi Maret 2023 yang sebesar Rp399.647.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Malang pada Maret 2024 sebesar 0,98, tidak berubah jika dibandingkan Maret 2023 yaitu sebesar 0,98. 

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Malang Maret 2024 sebesar 0,16 mengalami penurunan sebesar 0,01 poin dibandingkan Maret 2023 yaitu 0,17.

Dia menegaskan, secara umum pada periode Maret 2009 – Maret 2024, tingkat kemiskinan di Kabupaten Malang mengalami penurunan, perkecualian pada Maret 2020 – Maret 2021. 

Kenaikan persentase penduduk miskin pada periode ini dipicu oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak terkecuali wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Malang. 

Penurunan kemiskinan sebvesar itu, dia menilai,  merupakan pencapaian positif walau dari sisi jumlah, 240.400 penduduk  miskin tersebut bukanlah jumlah yang sedikit. Penduduk miskin yang tersisa sebagian besar adalah mereka yang masuk dalam kategori kemiskinan kronis. 

Pada kelompok inilah karakter 4L kemiskinan yang dinyatakan oleh berbagai literatur penelitian  ilmiah semakin menguat, yaitu the Last, the Least, the Lowest, and the Loss. 

Karakteristik penduduk miskin senantiasa menjadikan mereka sebagai orang terakhir yang memperoleh kesempatan, paling sedikit menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi, paling rendah derajat kehidupan di masyarakat, dan senantiasa kehilangan arah dalam menentukan pilihan-pilihan  dalam kehidupannya.

Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan selama periode Maret 2023 – Maret 2024, kata dia, a.l situasi pascapandemik Covid-19 di Kabupaten Malang sudah hilang.

Selanjutnya, geliat perekonomian yang sudah kembali berjalan walaupun belum 100% pulih utamanya konsern pemerintah Kabupaten Malang terhadap perkembangan ekonomi kreatif.

Berikutnya, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 0,87% poin atau dari 6,57% pada Agustus 2022 menjadi 5,70 pada Agustus 2023 serta tealisasi penyaluran Program Bantuan Sembako (BPNT) yang tepat waktu berdampak positif  pada turunnya tingkat kemiskinan, utamanya pada situasi pandemi covid 19.

Dia menegaskan, pada 2024 tingkat kemiskinan Kabupaten Malang jika diurutkan dari rendah ke tinggi berada pada posisi urutan ke-17 se-Jawa Timur. Secara agregat di Jawa Timur, kata dia, persentase kemiskinan Jawa Timur 2024 mengalami penurunan sebesar 0,56% poin dibandingkan dengan periode Maret tahun  sebelumnya, yaitu 10,35% pada 2023 menjadi 9,79 pada 2024. 

Angka tersebut merepresentasikan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur Tahun 2024 sebesar 3.982,69 ribu jiwa. Kondisi ini sejalan dengan indikator P1 dan P2 Jawa Timur yang mengalami penurunan. 

Dibanding Maret 2023, kata dia, P1 Jawa Timur turun 0,15 poin menjadi 1,48 pada 2024, sedangkan indikator P2 Jawa Timur Maret 2024 yang menurun dari 0,37 di 2023 menjadi 0,31 di 2024.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper