Bisnis.com, MADIUN - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menyediakan dana sebesar Rp2 miliar dari APBD 2024 untuk pembangunan tahap awal Gedung Mal Pelayanan Publik (MPP) di Kota Madiun, Jawa Timur.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun Hesti Setyorini mengatakan pembangunan MPP Kota Madiun masuk tahap sanggah lelang. Jika tidak ada sanggahan, pemenang lelang segera ditetapkan dan proses pembangunan akan segera berjalan.
"Rencana pembangunan Gedung MPP Kota Madiun masih proses tender," ujar Hesti di Madiun, Jumat (12/7/2024).
Menurutnya, pembangunan Gedung MPP Kota Madiun rencananya menggunakan aset pemda eks Kantor Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang berada di Jalan Trunojoyo.
Bangunan yang beberapa tahun terakhir tersebut terbengkalai, bakal menjadi Gedung MPP ke depannya. Fasilitas layanan publik terpadu tersebut ditargetkan siap tahun ini.
Hesti menjelaskan proyek MPP tahun ini setidaknya menyasar lima pekerjaan utama area pelayanan atau rehabilitasi bangunan "existing". Yakni, pekerjaan atap, aksesoris, pintu serta jendela, beton dan mekanikal elektrikal serta "plumbing" bangunan.
Baca Juga
Luas bangunan diperkirakan 690 meter persegi dari total lahan tersedia seluas 1.360 meter persegi. Rencananya, pekerjaan dimulai akhir Juli 2024 seiring masa sanggah selesai.
"Waktu pekerjaan sekitar lima bulan kalau bisa dimulai akhir Juli atau awal Agustus, pekerjaan estimasi selesai pada Desember nanti," katanya.
Hesti menambahkan pembangunan MPP tahun ini belum sepenuhnya selesai. Jika mengacu "detail engineering design (DED)" alias produk perencanaan, pembangunan MPP tahun ini hanya sebagian bangunan. Hal itu karena keterbatasan anggaran. Pemkot berencana melanjutkan proyek MPP menyasar bangunan kantor dan penataan area ruang luar, pada tahun 2025.
"Prinsipnya bertahap. Insya Allah tahun depan proyek lanjutan bisa masuk anggaran 2025," kata dia.
Dia menambahkan bahwa pembangunan MPP tidak hanya memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat. Tapi, juga linier dengan upaya pemkot menuju "smart city".
"Pada prinsipnya proyek pembangunan saling berkesinambungan. Keberadaan satu fasilitas berkaitan dengan program yang lain," katanya.