Bisnis.com, SURABAYA - Program mewujudkan swasembada gula perlu diiringi dengan penguatan peran dan posisi petani.
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi mengatakan lebih dari 80% pasokan bahan baku tebu pabrik gula SGN merupakan tebu petani. Oleh karenanya, SGN memandang perlunya strategi untuk menguatkan posisi petani tebu di antaranya dengan peningkatan produktivitas tebu hingga penguatan pola sistem bagi hasil (SBH).
"Setiap upaya dalam pencapaian swasembada gula nasional melibatkan petani tebu, bahkan harus berefek pada peningkatan kesejahteraan mereka. Memujudkannya memerlukan dukungan semua pihak," ujar Mahmudi dalam keterangan tertulis, Kamis (4/7/2024).
Problem industri gula nasional ini juga dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) di UGM Yogyakarta Selasa (2/7/2024). Dalam diskusi itu, SGN menjelaskan target pengembangan lahan perseroan pada 2024 seluas 2.536 hektare yang akan didapat melalui agroforestri, sewa lahan tebu serta kerja sama dengan perhutani.
"Selain intensifikasi kami juga melakukan ekstensifikasi dengan KSO pengelolaan lahan dengan Supporting co, kerja sama dengan perhutani dan sewa lahan tebu," tutur Mahmudi.
Percepatan swasembada gula ada lima poin utama yaitu peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare, penambahan areal lahan baru 700.000 hektare, peningkatan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2%, peningkatan kesejahteraan petani tebu, dan peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tanaman tebu paling sedikit 1.200.000 kL.
Baca Juga
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III, Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan lima strategi penguatan tebu rakyat, antara lain percepatan bongkar ratoon, penguatan organisasi tebu rakyat, penguatan program makmur, penataan varietas, dan Harga Acuan Pembelian (HAP) yang berkeadilan.
“Salah satu permasalahan mendasar dari industri gula di Indonesia adalah kita yang abai terhadap kepentingan petani, sehingga kami dari PTPN telah menyusun peta jalan menuju swasembada gula nasional 2028 dengan berbasis pemberdayaan petani tebu,” jelasnya.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Jaka Widada, menyebut pencapaian swasembada gula nasional memerlukan dukungan semua pemegang kepentingan salah satunya akademisi. Untuk itu pihaknya membuka Learning Cane Center di UGM, sebagai dukungan untuk meningkatkan kompetensi para praktisi industri.