Bisnis.com, MALANG — Perekonomian Kota Malang tumbuh 6,07% pada 2023 dengan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp93,053 triliun sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp60,119 triliun.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan pertumbuhan tertinggi pada transportasi dan pergudangan 10,76% yang diikuti pengadaan listrik dan gas 10,64%.
“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 10,76%,” ujarnya, Jumat (1/3/2024).
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 10,27%.
Sumber pertumbuhan ekonomi Kota Malang 2023 dari sisi produksi adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor/wholesale, yakni sebesar 1,74%.
Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Kota Malang tahun 2023 adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 3,46%. “Kinerja transportasi dan pergudangan pada tahun ini dipicu oleh berakhirnya masa pandemi covid, sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat,” katanya.
Baca Juga
Terjadi kenaikan jumlah penumpang pada seluruh moda transportasi dipicu momen liburan sekolah, libur Hari Raya Idulfitri, serta Natal dan Tahun Baru.
Berikutnya, karena aktivitas perkuliahan mahasiswa di Kota Malang yang telah berlangsung secara full luring turut menggerakkan aktivitas pada sektor ini.
Volume perdagangan tumbuh, kata dia, seiring meningkatnya transaksi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya output pada perdagangan mobil dan sepeda motor, serta perdagangan besar maupun eceran.
Industri pengolahan, kata dia, pendorong utama adalah tumbuhnya industri pengolahan tembakau dan industri makanan dan minuman.
Sedangkan sektor konstruksi, kata dia, pendorong utama berasal dari proyek pemerintah seperti perbaikan dan pembangunan jalan dan jembatan, dan pembangunan gorong-gorong Jl Ki Ageng Gribig.
Distribusi dan pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran, kata dia, semua komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan yang positif.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan komponen dengan share terbesar masih mengalami pertumbuhan positif, yakni 5,59%.
Komponen konsumsi LNPRT (Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga) tumbuh paling tinggi, yakni 10,27%, akibat meningkatnya pengeluaran operasional pada lembaga keagamaan, organisasi sosial dan organisasi profesi terutama belanja parpol jelang Pemilu 2024.
Kinerja pertumbuhan komponen utama, kata dia, peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi rumah utamanya didorong oleh peningkatan konsumsi makanan dan minuman.
Kinerja PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto), menurut Umar, masih tumbuh positif dikarenakan adanya peningkatan pada realisasi belanja modal pemerintah.
Peningkatan konsumsi pemerintah dipicu oleh peningkatan pada belanja barang dan jasa, belanja modal, serta belanja bansos.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah penyumbang sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 3.46%. "Kota Malang adalah penyumbang perekonomian ke-11 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan kontribusi sebesar 3,1%,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, Kota Malang berada pada urutan ke-3 tertinggi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota se-Jawa Timur, yakni Kota Batu 6,18% dan Kab. Sidoarjo 6,16%.
Menurut dia, wilayah perkotaan yang didominasi sektor jasa, cenderung memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih cepat dibandingkan wilayah yang perekonomian yang berbasis pertanian dan pertambangan. Terdapat 19 kabupaten/kota dengan pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. (K24)