Bisnis.com, MALANG — Pertumbuhan kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang mencapai double digit, yakni 15,77%, sepanjang 2023.
Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri, mengatakan dengan penyaluran kredit sebesar itu menunjukkan perbankan di wilayah kerja OJK Malang berkinerja yang solid dan resilien sepanjang 2023.
“Sepanjang 2023, industri perbankan di wilayah kerja OJK Malang menunjukkan kinerja yang solid dan resilien dengan pertumbuhan kredit mencapai 15,77% yoy menjadi Rp93,05 triliun yoy (November 2023: 14,88% yoy),” katanya, Jumat (16/2/2024).
Ditinjau dari jenis penggunaan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 43,47% yoy. Dari jenis kegiatan usaha bank, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh bank umum konvensional sebesar 16,25% yoy menjadi Rp85,99 triliun.
Kualitas kredit pun masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,11% per 31 Desember 2023 atau menurun 0,49% dari posisi yang sama tahun sebelumnya. Seiring dengan keberlanjutan pemulihan ekonomi pasca pandemi, Loan at Risk perbankan di wilayah kerja OJK Malang mencapai 8,35% yoy atau menurun 2,70% yoy (November 2023: 9,01%).
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Desember 2023 tercatat 5,53% yoy (November 2023: 3,84% yoy) atau menjadi Rp94,64 triliun, dengan deposito menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 14,68% yoy.
Baca Juga
Menurut dia, beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan DPK tidak setinggi pertumbuhan kredit adalah pergeseran instrumen investasi masyarakat serta pergeseran penggunaan dana segmen korporasi.
Penyaluran kredit UMKM oleh perbankan tumbuh 12,93% yoy menjadi Rp34,99 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2023, penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih tertuju kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran (Rp19,13 triliun; porsi: 20,56%n), Industri Pengolahan (Rp17,53 triliun; porsi: 18,84%), dan Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (Rp14,66 triliun; porsi: 15,76%).
”Adapun sektor ekonomi utama pendorong pertumbuhan kredit adalah Pertambangan dan Penggalian (Rp2,87 triliun), Industri Pengolahan (Rp1,76 triliun), dan Listrik, Gas, dan Air (Rp1,42 triliun),” ucapnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai kredit perbankan yang terus terus tumbuh mengindikasikan bahwa perekonomian terus bergeliat.
Pertumbuhan kredit investasi dan kredit UMKM membuktikan bahwa perekonomian kabupaten/kota di wilayah kerja OJK Malang memberikan optimisme bahwa pemulihan ekonomi on the track.
Pertumbuhan kredit ini, dia menegaskan, akan sejalan dengan pertumbuhan sektoral, dimana kabupaten/kota di wilayah OJK Malang sebagian besar didominasi oleh sektor perdagangan dan industri pengolahan, dan ini dibuktikan dengan pertumbuhan kredit tertinggi di kedua sektor tersebut.
Selain itu diperkuat pula dengan kredit konsumsi yang mengarah pada kepemilikan peralatan rumah tangga lainnya. Perpaduan sektoral dan pengeluaran konsumsi rumah tangga, ketiganya akan menjadi tumpuan dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, menurut dia, literasi keuangan yang semakin meningkat berdampak pada pertumbuhan DPK yang sedikit melambat, karena preferensi masyarakat yang lebih baik terhadap pilihan investasi yang aman dan cuan, seperti reksa dana, emas, dan pasar saham/modal. (K24)