Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Jawa Timur pada 2023 tumbuh 4,9 persen, dipengaruhi sejumlah kejadian ekonomi penting.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Zulkipli menjelaskan perekonomian Jawa Timur Tahun 2023 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.953,54 triliun, dan PDRB per kapita mencapai Rp71,12 juta rupiah
"Ekonomi Jawa Timur tahun 2023 tumbuh sebesar 4,95 persen (c-to-c)," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (5/2/2024).
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 23,70%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 10,30%.
Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2023 dibandingkan Triwulan IV-2022 tumbuh sebesar 4,69% (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 28,70%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 16,13%.
Baca Juga
Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2023 terhadap Triwulan III-2023 mengalami kontraksi sebesar 0,89 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh sebesar 7,70 persen.
"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (P-KP) yang tumbuh sebesar 9,84 persen," tulisnya.
BPS juga mempublikasikan sejumlah catatan terkait ekonomi Jawa Timur triwulan IV/2023, yakni, fenomena el nino yang menyebabkan produksi pertanian menurun. Meski produksi tembakau, garam, serta ikan tangkap meningkat.
"Triwulan IV merupakan masa tanam sehingga qtq terjadi penurunan produksi padi akibat turunnya luas panen. Terdampak kekeringan, produksi padi turun 3,9% (y-on-y)," jelasnya.
Adapun kinerja industri pengolahan terungkit momen Nataru pada triwulan IV/2023. Belanja pemerintah APBN dan APBD naik 10,6% (q-to-q) dan 18,3% (y-on-y).
Kinerja ekspor barang Jatim (y-on-y) yang mengalami peningkatan adalah perhiasan/permata, tembaga dan kayu. Impor yang terkontraksi (y-on-y) adalah ampas, pupuk, perhiasan/permata serta buah-buahan. Impor komoditas migas meningkat.
Sementara terkait momentum Pemilu, BPS mencatat ada peningkatan pengeluaran operasional organisasi politik penjelang Pemilu dan Pilkada 2024.