Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Arang Karangpilang Agung Perbesar Kapasitas Produksi 106 Kontainer Per Bulan

Produsen briket arang PT Karangpilang Agung (KPA) memperbesar kapasitas produksi dengan menambah sebanyak 300 fasilitas oven bumi.
Pekerja pabrik arang PT Karangpilang Agung (KPA) sedang memasukan bahan baku kayu briket untuk diproses menjadi arang dalam fasilitas oven bumi di pabrik KPA Surabaya, Kamis (4/1/2024)./Bisnis - Peni Widarti.
Pekerja pabrik arang PT Karangpilang Agung (KPA) sedang memasukan bahan baku kayu briket untuk diproses menjadi arang dalam fasilitas oven bumi di pabrik KPA Surabaya, Kamis (4/1/2024)./Bisnis - Peni Widarti.

Bisnis.com, SURABAYA - Produsen briket arang PT Karangpilang Agung (KPA) memperbesar kapasitas produksi dengan menambah sebanyak 300 fasilitas oven bumi sehingga perusahaan akan memiliki sebanyak 812 unit oven.

Komisaris Utama KPA, Ho Hartono Wibowo mengatakan dengan bertambahnya fasilitas oven ini maka produksi arang ini akan mencapai 106 kontainer 40 feet per bulan, dengan rerata volumenya 27 ton/kontainer. Progres pembangunan fasilitas oven bumi tersebut diperkirakan rampung dalam waktu tiga bulan.

“Penambahan kapasitas produksi ini dilakukan karena adanya peningkatan permintaan pasar ekspor dari berbagai negara. Pada Januari tahun lalu, kami berhasil ekspor hanya satu kontainer berukuran 40 feet ke Jepang, tapi dalam setahun ini kami telah berhasil mengekspor sebanyak 328 kontainer 40 feet ke berbagai negara di dunia,” jelasnya seusai Peringatan 1 Tahun Ekspor KPA dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Oven Bumi, Kamis (4/1/2024).

Dia menjelaskan, sejumlah pangsa pasar ekspor arang buatan KPA ini di antaranya berada di kawasan Asia seperti Jepang dan Taiwan, disusul kawasan Timur Tengah yakni Arab Saudi dan Lebanon, serta kawasan Eropa seperti Truki, Yunani, Prancis, Jerman dan Belanda, serta kawasan Australia.

“Potensi pasar ekspor ke depan masih sangat besar. Contohnya waktu Covid-19 biaya freight kapal itu bisa 3 kali lipat, tapi itu kita masih bisa hidup. Nah kalau sekarang naik cuma 50% biayanya tidak masalah, memang ada buyer-buyer yang masih kaget,” ungkapnya.

Hartono menambahkan, soal bahan baku, KPA memiliki pemasok kayu dari berbagai daerah seperti Papua, Banjarmasin, Samarinda dan Balikpapan. Rerata bahan baku dipasok ke KPA sekitar 40 - 50 truk serbuk kayu.

“Kayu yang kami gunakan untuk arang briket ini adalah kayu kelas 1 dan kelas 2 sehingga memiliki tekstur yang lebih keras dan awet digunakan. Untuk itu kami optimistis produk KPA dapat bersaing dengan produk serupa di pasar global yang kebanyakan bahan kayunya empuk dan cepat habis. Arang KPA ini bisa sampai 4 jam baru habis,” paparnya.

Ia menambahkan, dalam pengembangan usahanya ini, KPA mendapat dukungan pembiayaan dari PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina). Menurutnya Bank Ina sangat concern terhadap perusahaan yang punya potensi bagi negara dan masyarakat terutama dalam menghasilkan devisa dari ekspor non migas.

“Dukungan Bank Ina bagi KPA ini sangat tepat sasaran di saat KPA bangkit lagi pasca vakum. KPA merasakan layanan Bank Ina dengan profesional,” imbuhnya.

Direktur Utama Bank Ina, Henry Koenaifi mengatakan Bank Ina telah melihat kemampuan KPA yang ditunjang suatu kompetensi sehingga perbankan tidak ragu untuk memberikan pembiayaan usaha.

“Ada tekad luar biasa dari Pak Hartono, mulai dari bahan baku, hak paten, hingga manajemen perusahaan. Dalam pemberian kredit, bank akan melihat kompetensi perusahaan beserta karakternya,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper