Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Export Center Surabaya Catat Transaksi Perdagangan US$71 Juta Tahun Ini

Ekspor bagi UMKM masih memiliki sejumlah hambatan salah satunya soal kesiapan produk pelaku usaha ke setiap negara tujuan.
Koordinator Tenaga Teknis Export Center Surabaya, Wahyu Kusumo Hadi (kiri) bersama salah satu pelaku usaha binaan ECS di Surabaya, Rabu (20/12/2023)./Bisnis - Peni Widarti
Koordinator Tenaga Teknis Export Center Surabaya, Wahyu Kusumo Hadi (kiri) bersama salah satu pelaku usaha binaan ECS di Surabaya, Rabu (20/12/2023)./Bisnis - Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA — Export Center Surabaya (ECS), layanan konsultasi ekspor yang dimiliki oleh Kementerian Perdagangan RI bekerja sama dengan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) berhasil mencatatkan kinerja ekspor produk Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Jatim hingga medio Desember 2023 sebesar US$71 juta.

Adapun dari total realisasi ekspor UKM melalui ECS ini paling banyak dikontribusi oleh produk makanan dan minuman sekitar 60%, sisanya sebanyak 40% dikontribusi oleh produk UMKM lain seperti produk kerajinan/craft, fesyen, dan komoditi lainnya.

Koordinator Tenaga Teknis Export Center Surabaya, Wahyu Kusumo Hadi mengatakan capaian nominal ekspor tersebut memang masih belum mencapai target sebesar US$80 juta tahun ini.

“Kami di Export Center Surabaya diberikan target dalam 1 tahun bisa memberikan konsultasi kepada UMKM sebanyak 1.000 konsultasi sampai mereka bisa lolos ekspor,” jelasnya dalam paparan kinerja ECS 2023 di Surabaya, Rabu (20/12/2023).

Dari pelatihan itu, lanjutnya, ECS juga mendapatkan target sebanyak 500 pelaku usaha yang tergabung dalam INA Export. Hingga saat ini capainnya sudah ada 554 pelaku usaha yang berhasil masuk ke aplikasi tersebut.

“INA Export sendiri merupakan aplikasi ekspor miliki Kemendag yang memudahkan pelaku usaha untuk memasarkan produknya melalui fitur katalog yang terhubung dengan beberapa buyer yang sudah tervalidasi,” jelasnya.

Menurutnya, ekspor bagi UMKM masih memiliki sejumlah hambatan salah satunya soal kesiapan produk pelaku usaha di setiap negara tujuan mengingat setiap negara punya kebijakan atau syarat yang berbeda-beda.

“Misalnya untuk masuk ke negara tujuan Eropa, produk mamin UMKM ini harus punya dokumen HACCP (hazard analysis critical control point), lalu untuk masuk ke China untuk beberapa komoditi harus punya GACC (General Administration of Customs of the People’s Republic of China),” paparnya.

Wahyu menjelaskan, Export Center Surabaya sendiri memiliki tugas untuk memberikan pendampingan dan pelatihan di seluruh wilayah Jatim. Tahun ini, pelatihan diberikan bagi UMKM di lima kota/kabupaten. 

“Tahun depan kami punya target untuk mensosialisasikan program pelatihan ekspor ini di 12 kota/kabupaten di Jatim. Dengan harapan target ekspor bisa tercapai sebanyak US$100 juta di 2024,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper