Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa progres pembangunan Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur saat ini memasuki tahapan kalibrasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
"Kalibrasi adalah tahap awal dari assesment suatu bandara, yang akan dilanjutkan dengan sejumlah assessment lainnya terkait keselamatan dan keamanan penerbangan,” kata Menhub dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Menhub menjelaskan pada pekan depan akan dilakukan pra operasi Bandara Dhoho dengan mengadakan tes take off landing beberapa pesawat.
Adapun Bandara Internasional Dhoho Kediri ditargetkan beroperasi secara komersial pada awal tahun 2024 mendatang.
“Setelah seluruh asesmen selesai, kami akan mengeluarkan rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh pihak pengelola bandara,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, setelah semua rekomendasi ditindaklanjuti, langkah selanjutnya adalah pengajuan dari pihak maskapai untuk melayani penerbangan dari dan ke Bandara Dhoho. Kemudian, akan ditetapkan maskapai serta rutenya oleh Kemenhub.
Baca Juga
Menhub mengharapkan peran aktif pemerintah daerah di Kediri untuk turut mempromosikan keberadaan Bandara Dhoho.
Ia meyakini Bandara Dhoho akan memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Kediri.
Menurut dia, Jawa Timur adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia dan memang dibutuhkan bandara yang ada di sisi selatan.
Dengan runway sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, Bandara Dhoho dapat didarati segala jenis pesawat, termasuk untuk melayani penerbangan umroh dan haji.
"Kami sudah akan memberikan izin penerbangan umroh haji di bandara ini. Di sekitar bandara ini juga sudah memiliki fasilitas penunjang seperti, hotel dan fasilitas lainnya," kata Menhub.
Kemudian, Menhub memberikan apresiasi kepada PT Surya Dhoho Investama (SDHI), anak usaha dari PT Gudang Garam, yang telah berinvestasi untuk membangun Bandara Dhoho Kediri, dengan total investasi mencapai Rp13 triliun.
Pembangunan ini adalah proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited (pemrakarsa dan pendanaan dari pihak swasta/non APBN) pertama di Indonesia, yang dari awal kita desain bersama-sama sampai selesai.
"Ini adalah satu contoh bahwa Indonesia memiliki pihak swasta yang punya komitmen untuk membangun konektivitas di Indonesia. Ini juga bisa jadi contoh swasta yang lain untuk berinvestasi di bandara," kata Menhub.
Pada tahap awal, saat ini Bandara Dhoho memiliki kapasitas terminal 1,5 juta/tahun. Pembangunan tahap 2, kapasitas akan meningkat mencapai 4,5 juta penumpang/tahun, dan kapasitas ultimate mencapai 10 juta penumpang/tahun. Nantinya, Bandara ini akan dikelola oleh PT Angkasa Pura I (AP I).