Bisnis.com, SURABAYA — Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis laju inflasi di Jatim pada Oktober 2023 tercatat sebesar 0,27% (month to month/mtm) karena dipicu oleh kenaikan tarif jalan tol dan sejumlah komoditas pangan seperti cabai rawit, beras dan gula pasir.
Secara year to date (ytd) atau Oktober 2023 terhadap Desember 2022, Jatim telah mengalami inflasi sebesar 2,31%, sedangkan secara year to year (yoy) atau Oktober 2023 terhadap Oktober 2022, Jatim mengalmi inflasi 3,25%. Secara bulan ke bulan, inflasi di Jatim tertinggi terjadi di Sumenep 0,63%, dan terendah di Banyuwangi 0,04%.
Statistisi Ahli Madya BPS Jatim, Umar Sjaifudin mengatakan komoditas beras saat ini memang masih terus mengalami kenaikan. Per Oktober 2023, inflasi beras masih cukup tinggi yakni 1,62%.
“Tingginya harga beras dipengaruhi beberapa faktor, seperti musim tanam gadu, penurunan luas panen, faktor cuaca atau terjadi El Nino, dan kebijakan penghentian ekspor beras oleh India,” jelasnya dikutip dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Rabu (1/11/2023).
Begitu juga dengan komoditas cabai rawit, lanjut Umar, juga terdampak kemarau panjang yang menyebabkan banyak tanaman cabai rusak. Kondisi ini menyebabkan stok di pasar menipis sehingga mendorong kenaikan harga cabai rawit.
“Cabai rawit berkontribusi pada 3 besar komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada 8 kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK),” imbuhnya.
Baca Juga
Umar melanjutkan, penyebab inflasi lainnya juga dari sektor infrastruktur seperti kenaikan tarif baru jalan tol Surabaya-Gempol yang berlaku mulai 30 September 2023 dengan kenaikan sebesar 1,53 persen.
“Di sektor energi, pemerintah juga kembali melakukan penyesuaian harga BBM Nonsubsidi pada 1 Oktober 2023 sehingga bensin ini mengalami inflasi 1,11%,” imbuhnya.
Adapun 10 komoditas yang telah menyebabkan inflasi di Jatim pada Oktober 2023 di antaranya beras mengalami kenaikan harga mencapai 1,62%, disusul bensin 1,11%, cabai rawit 24,42%, tarif jalan tol 9,02%, emas perhiasan 1,22%, melon 9,16%, mobil 0,41%, panci 2,64%, gula pasir 2,51%, dan hamburger 3,23%.
Sedangkan 10 komoditas yang mengalami deflasi atau yang mampu menahan laju inflasi di antaranya adalah telur ayam ras mengalami penurunan harga -4,75%, bawang merah -6,32%, anggur -4,33%, minyak goreng -0,70%, telepon selular -0,87%, apel -2,52%, tomat -7,02%, daging ayam ras -0,45%, bawang putih -1,70%, dan semangka -3,01%.