Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Kekeringan, Harga Cabai di Jatim Mulai Bergejolak

Harga komoditas cabai rawit dan cabai merah besar di Jawa Timur mulai bergejolak karena dampak musim kekeringan.
Pedagang menata barang cabai./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti.
Pedagang menata barang cabai./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti.

Bisnis.com, SURABAYA - Harga komoditas cabai rawit dan cabai merah besar di Jawa Timur mulai bergejolak karena dampak musim kekeringan yang menyebabkan produksi tanaman cabai menurun.

Data Sistem Informasi dan Ketersediaan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim mencatat, harga rata-rata komoditas cabai rawit di Jatim per 26 Oktober 2023 adalah Rp57.363/kg. Harga rata-rata tertinggi terjadi Magetan Rp66.000/kg dan terendah di Probolinggo Rp36.000/kg. Dibandingkan pekan lalu atau 19 Oktober 2023, harga rata-rata di Jatim masih sekitar Rp44.854/kg.

Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar di Jatim per 26 Oktober 2023 yakni Rp32.041/kg, tertinggi terjadi di Ngawi Rp43.333/kg dan terendah di Bangkalan Rp20.666/kg. Harga rata-rata Jatim tersebut meningkat dibandingkan pekan lalu atau 19 Oktober 2023 yakni Rp29.822/kg.

Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Nanang Triatmoko mengatakan, produksi komoditas cabai rawit dan cabai merah besar ini menurun karena banyak terjadi gagal panen akibat kekeringan atau El Nino.

“Memang banyak tanaman cabai petani yang hasilnya kering sehingga panennya tidak banyak,” katanya, Kamis (26/10/2023).

Dia melanjutkan, selain kondisi stok komoditas cabai yang menipis, harganya pun mulai mengalami kenaikan, dan disertai minimnya keuntungan yang diperoleh para petani.

“Bisa dibilang komoditas ini tidak bisa untung. Misalnya harga di pasar Rp57.000/kg, ya dari petani harganya Rp55.000/kg karena biaya produksinya juga tinggi, ditambah musim panas yang panjang,” imbuhnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, produksi cabai rawit di Jatim hingga September 2023 mencapai 455.044 ton. Sedangkan tingkat konsumsi rumah tangga di Jatim hanya sekitar 62.217 ton. Sehingga masih ada surplus 392.827 ton yang biasanya untuk memasok kebutuhan cabai bagi daerah lain. Untuk cabai merah besar, produksi sampai September 2023 mencapai 65.233 ton, dengan tingkat konsumsi 57.465 ton. Sehingga ada surplus 7.758 ton. 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dydik Rudy Prasetya mengakui, tren produksi cabai di Jatim ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu sehingga turut menjadi penyebab kenaikan harga.

“Memang untuk saat ini panenan cabai di daerah dataran rendah sudah selesai, tetapi untuk di daerah dataran tinggi kini sudah mulai masuk masa tanam. Kami perkirakan, tetap ada surplus total di sepanjang 2023 untuk cabai rawit mencapai 500.015 ton, dan untuk cabai merah besar 12.161 ton,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper