Bisnis.com, MALANG - Pemerintah Kabupaten Malang melakukan gerakan percepatan tanam padi di wilayah tersebut, dalam upaya untuk mengantisipasi musim kemarau kering ekstrem atau El Nino.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Avicenna M Saniputera, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023) mengatakan bahwa dengan memanfaatkan waktu yang ada, pihaknya melaksanakan program percepatan musim tanam.
"Memanfaatkan waktu yang tersisa untuk segera memulai penanaman. Walaupun musim tanam Oktober (pertengahan hingga akhir), karena masih ada waktu kita percepat," kata Avicenna.
Avicenna menjelaskan, salah satu wilayah yang sudah melaksanakan percepatan tanaman pangan khususnya padi adalah di wilayah Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji. Di wilayah tersebut, proses percepatan tanam dilaksanakan pada 4 Oktober 2023.
Menurutnya, dari hasil monitoring di berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Malang, memang dilaporkan adanya penurunan ketersediaan air akibat musim kemarau. Namun, kondisi tersebut masih bisa mencukupi untuk kebutuhan tanam padi.
"Dari sekian lokasi memang ada penurunan air, tapi tidak seekstrem yang kita bayangkan. Zona yang airnya memungkinkan, segera dilakukan program, dijadwalkan untuk penanaman," katanya.
Baca Juga
Ia menambahkan, proses percepatan tanam tanaman pangan tersebut dilakukan dengan menggandeng sejumlah pihak seperti kelompok-kelompok tani yang ada di 33 kecamatan yang tersebar di berbagai lokasi.
Dengan kondisi tersedianya air tersebut, lanjutnya, kepastian untuk produksi pangan khususnya di wilayah Kabupaten Malang tetap terjaga. Hingga Agustus 2023, tercatat produksi padi di Kabupaten Malang mencapai 408.022 ton.
"Kalau masih bisa bertanam, berarti produksi berlanjut dan produksi kita tidak terlalu terdampak dengan adanya El Nino. Oleh sebab itu, kita lakukan gerakan percepatan tanam," katanya.
Ia berharap wilayah Kabupaten Malang tidak terdampak besar akibat kemarau ekstrem pada 2023 sehingga, para petani yang ada di wilayah itu tetap bisa menanam padi dan menjaga produksi beras di wilayah itu.
Fenomena El Nino atau musim kemarau ekstrem, merupakan kondisi dimana Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pemanasan di atas kondisi normal, dan berdampak pada pengurangan curah hujan di Indonesia.
Dengan kondisi tersebut akan memberikan dampak cukup besar, khususnya terkait produksi tanaman pangan di dalam negeri. Kekurangan air akan mengganggu proses pertanian dan pemenuhan kebutuhan pangan.
El Nino, memiliki keterkaitan erat dengan sektor pertanian di dalam negeri. Produksi tanaman pangan, tidak bisa lepas dari ketersediaan air yang merupakan kunci utama untuk menjalankan sektor pertanian.