Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan BUMN/BUMD, dunia usaha/industri dan akademisi tengah mendorong sebanyak 2.000 start-up asal Jatim untuk ikut dalam upaya menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) melalui program Gerakan 2.000 Start-Up.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan keberadaan para startup Jatim diyakini akan menjadi bagian pengungkit ekonomi kreatif dan industri kreatif yang luar biasa di Jatim bahkan seluruh Indonesia.
"Penguatan demi penguatan terus kita lakukan. Harapan kita melalui gerakan 2.000 start-up di Jatim ini akan terus menemukan jejaring, menemukan strategic partner, dan terus bisa memperluas potensi ekonomi kreatif dan industri kreatif," katanya, Kamis (21/9/2023).
Dia memaparkan, saat ini terdapat 17 sub sektor ekonomi kreatif, meliputi aplikasi, arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, desain interior, fotografi, musik, kriya, kuliner, fesyen, penerbitan, film, animasi & video, periklanan, permainan interaktif, seni pertunjukan, seni rupa, serta TV & radio.
Berdasarkan Statistik Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020. Selama 2014 – 2020, PDB ekonomi kreatif di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 44,60 persen, dari Rp784,87 triliun pada 2014 menjadi Rp1.134,90 triliun pada 2020.
Ekonomi kreatif mampu memberikan kontribusi sebesar 7,35 persen terhadap pembentukan PDB nasional. Sub sektor ekonomi kreatif yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB ekonomi kreatif yakni kuliner, fesyen dan kriya.
Baca Juga
"Dengan berkembangnya teknologi digital, maka di masa depan diperkirakan sub sektor ekonomi kreatif lainnya terutama yang berbasis teknologi akan semakin meningkat peranannya. Berkembangkan startup juga akan membuka peluang pekerjaan baru, dan menurunkan TPT Jatim yang per Februari 2023 sebesar 4,33 persen, di bawah TPT nasional 5,45 persen,” ujar Khofifah.
Adapun dari 2.000-an pendaftar gerakan start-up di Jatim merupakan startup dan komunitas startup, perusahaan BUMN/BUMD dan swasta, asosiasi industri, universitas, perguruan tinggi, SMA dan SMK.
Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) sebagai salah satu BUMD Jatim sejauh ini turut berperan dalam menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi startup Jatim.
Direktur Operasi bankjatim Arif Suhirman mengatakan Bank Jatim telah menerima penghargaan sebagai lembaga pendukung startup karena hingga saat ini terus aktif dalam menyalurkan pembiayaan ke perusahaan-perusahaan rintisan demi mendorong inovasi dan pengembangan ekosistem startup di Jatim.
”Harapan kami ada pembiayaan yang berkesinambungan, mulai dari fase startup yang kemudian berpotensi berkembang menjadi perusahaan korporasi sehingga dapat memperluas bisnis mereka di dalam negeri hingga berskala internasional,” katanya.