Bisnis.com, MALANG — Risiko super El Nino tetap perlu diwaspadai pada beberapa bulan ke depan yang dampaknya akan mendongkrak inflasi.
Kepala Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi, mengatakan tekanan inflasi domestik terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan. “Namun demikian, risiko super El Nino ke depan masih perlu diwaspadai,” katanya, Minggu (3/9/2023).
Akibat super El Nino, kata dia, kekeringan ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga awal 2024. Indeks harga beras FAO naik 129,7 persen pada Juli 2023.
Menurut dia, rapat koordinasi TPID se-wilayah Jawa pada 23 Agustus 2023 yang bertujuan untuk merumuskan rekomendasi akselerasi pengendalian inflasi dan capaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada semester II tahun 2023 telah dilaksanakan.
“Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3 ± 1 persen,” ujarnya.
Pada Agustus 2023, dia menegaskan, mengalami inflasi sebesar 0,07 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,19 persen (mtm).
Baca Juga
Secara tahun kalender dan tahunan Kota Malang tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,48 persen (ytd) dan 3,17 persen (yoy). Inflasi tahunan bulan Agustus 2023 di Kota Malang tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi 3±1 persen.
Inflasi periode Agustus 2023 didorong terutama oleh kenaikan harga kelompok pendidikan dengan andil 0,04 persen (mtm), kelompok pakaian dan alas kaki 0,02 persen (mtm) dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,01 persen (mtm). Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,01 persen (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, kata Samsun, inflasi Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, perguruan tinggi, cabai rawit, pisang dan ayam hidup masing-masing dengan andil 0,08 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,02 persen (mtm).
Inflasi pada komoditas beras terjadi seiring adanya kenaikan harga gabah di tingkat petani (gabah kering giling/GKG dan gabah kering panen/GKP). Kenaikan biaya perguruan tinggi terjadi seiring memasuki tahun ajaran baru tahun 2023/2024.
Kenaikan harga cabai rawit terjadi seiring masih menipisnya pasokan akibat belum memasukinya musim panen. Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, minyak goreng dan kacang panjang, masing-masing dengan andil -0,09 persen, -0,05 persen, -0,03 persen, -0,02 persen, dan -0,01 (mtm).
Penurunan harga pada komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras terjadi seiring mencukupinya pasokan dan moderasi harga setelah pada sebelumnya menjadi penyumbang utama inflasi. “Deflasi pada bawang merah terjadi seiring berlangsungnya masa panen di sentra produksi. Deflasi pada komoditas minyak goreng terjadi seiring masih terjaganya pasokan,” ucapnya.(K24)