Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertanian Perkotaan di Surabaya Kembali Digaungkan

Dampak El Nino di Indonesia umumnya terasa kuat pada musim kemarau, yaitu pada bulan Juli-Oktober.
Kebun di perkotaan./Bisnis-Nurul Hidayat
Kebun di perkotaan./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, SURABAYA - Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya Armuji mengajak warga Kota Pahlawan, Jawa Timur, agar mengoptimalkan urban farming atau pertanian perkotaan maupun budidaya tanaman pangan guna mengantisipasi kekeringan akibat dampak dari El Nino.

"Di halaman rumah saya juga budi daya tanaman pangan, sayuran hingga buah-buahan di antaranya singkong, labu, dan nangka," kata Armuji di Surabaya, Senin (21/8/2023).

Hal itu menyusul adanya imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar warga mewaspadai dampak dari El Nino di Indonesia. Fenomena El Nino ini berpotensi menimbulkan kekeringan di sejumlah wilayah.

Dampak El Nino di Indonesia umumnya terasa kuat pada musim kemarau, yaitu pada bulan Juli-Oktober.

Oleh karena itu, perlu meningkatkan kewaspadaan pada bulan tersebut. Terlebih lagi, ada banyak wilayah di Indonesia yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan tersebut.

Berdasarkan prediksi curah hujan bulanan BMKG, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0-100 mm/bulan) akibat El Nino. Hal itu terjadi utamanya pada bulan Agustus-Oktober.

Daerah-daerah itu meliputi Sumatera bagian tengah hingga selatan, Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.

Wawali Armuji yang akrab dipanggil Cak Ji mengatakan, total luas lahan pertanian yang ada di Surabaya sebesar 6.234,6 hektare dibedakan berdasarkan jenis peruntukan tanamannya.

Lahan tanaman pangan petani di Surabaya yang telah memanen sebanyak 1.291 hektare dengan total produksi 8.238,35 ton, dengan rincian tanaman padi 1.241,80 hektare dengan produksi 8.076,13 ton dan tanaman jagung 49,20 hektare dengan produksi 162,22 ton.

Sedangkan total luas panen untuk tanaman sayuran sebesar 311,50 hektare dengan total produksi 806,46 ton.

"Kami harus wujudkan berdikari dalam urusan pangan, optimalkan lahan-lahan yang ada di sekitar untuk ditanami tanaman pangan. Masyarakat harus berpartisipasi dalam gerakan ini," kata Cak Ji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper