Bisnis.com, MALANG — Peran media massa mainstream pada era medsos dan maraknya penggunaan artificial intelligence atau AI lebih pada banyak pada verifikasi konten dan pertanggungjawaban ke Dewan Pers.
Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat, Nurjaman Mochtar, fakta hari ini survei menunjukkan 70 persen media mainstream dari media sosial. “Digitalisasi televisi dengan ASO (Analog Switch Off) sedang berjalan,” katanya pada Safari Jurnalistik 2023 di Malang, Kamis (3/8/2023).
Fakta pula, kata dia, free to air (FTA) semakin berkurang. Generasi ke-5 atau 5G sedang diuji coba. Kondisi ini merupakan tantangan sekaligus peluang. Untuk meresponnya, maka multitasking wartawan maupun content maker harus beradaptasi terhadap perkembangan IT.
Tantangan dan peluang dalam perubahan seperti, ujar dia, perusahaan/narasumber akan merekrut pembuatan konten. Sumber berita menyimpan di sosmed-nya. Dengan digitalisasi pula, jumlah televisi menjadi banyak dan memerlukan konten. "Dalam era itu pula muncul profesi baru, yakni ahli sosmed, SEO (search engine optimization), dan lainnya,” katanya.
Instruktur Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI Pusat, Ahmed Kurnia, menambahkan dalam era seperti itu media cetak dan radio tak lagi diminati, meski media televisi masih menjanjikan. Media sosial menjadi primadona.
Menurut dia, fenomena citizen journalism melakukan producing and sharing information mengancam eksistensi, namun sekaligus menjadi mitra media arus utama. “Tantangan bagi wartawan masa kini, yakni harus multitasking, profesional, kemampuan teknis, etika, dan disiplin,” ujarnya.
Baca Juga
Wakil Sekjen PWI Pusat, Suprapto Sastro Atmojo, menegaskan pada era digital perlu memperhatikan terkait trending twitter, google trend, rekomendasi youtube, tiktok, viral sebagai info awal, dan evergreen content, selain news value konvensional seperti menarik, dampak, tenar, human interest, kedekatan, waktu, unik, dan konflik.
Media Development tvOne.ai, Merdy Sofansyah, mengingatkan pada era saat ini peran dari AI tidak boleh diremehkan karena bermanfaat mengurangi penggunaan sumber daya modal, capital, dan SDM.
Secara substansi, kata dia, AI juga penting karena lebih cepat dan akurat serta perkembangannya tidak terbatas. “AI sangat membantu wartawan dalam melaksanakan tugas-tugas jurnalistik,” katanya.
Pengamat Media Sosial, Harqo Satrio, menambahkan dalam era digital saat ini ada peluang profesi terkait isu keamanan, keterampilan, jual jasa, dan jual profil. Peluang pekerjaan yang bisa dikerjakan wartawan, yakni narsum untuk jutaan kegiatan, membuat kursus, mendirikan lembaga pendidikan, dosen, guru, pengajar, mentor, konsultan, pelopor kolaborasi, ahli data, auditor konten, penyusun strategi komunikasi, parenting, dan lainnya.(K24)