Bisnis.com, MALANG — Kota Malang berkomitmen membangun kota hijau dan tangguh bencana dengan telah menyiapkan berbagai kebijakan.
Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, mengatakan perubahan iklim turut berdampak meningkatkan risiko bencana di Kota Malang, utamanya bencana hidrometeorologi.
"Mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kota Malang telah menyiapkan kebijakan pembangunan kota hijau yang berkelanjutan dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman bencana," katanya, Selasa (20/6/2023).
Misi pembangunan Kota Malang yang kedua, kata dia, yakni mewujudkan kota produktif dan berdaya saing, berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan.
Komitmen ini dapat terwujud melalui berbagai implementasi seperti ruang terbuka hijau, urban farming, penghijauan, modernisasi TPA Supit Urang, optimalisasi peran bank sampah, digitalisasi layanan air limbah domestik, smart road lighting dan lainnya.
Pengelolaan tata ruang Kota Malang yang mengarah ke pembangunan kota hijau, menurut dia, Kota Malang memiliki atensi terhadap ruang terbuka hijau. Terdapat 693 taman kota, hutan kota dan jalur hijau sebagai ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Malang.
Baca Juga
Penghijauan yang terus digalakkan serta pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir yang sistematis dan berkesinambungan menjadi penunjang mewujudkan Kota Malang sebagai kota hijau.
“Penghijauan terus menerus kita galakkan, dimana terdapat lebih dari 13.000 pohon setiap tahunnya. Terkait penanganan sampah, beberapa di antaranya melalui modernisasi TPA Supit Urang serta optimalisasi Bank Sampah di mana Kota Malang menjadi pionir model Bank Sampah di Indonesia sejak 2011,” ucapnya.
Menurut Edi, pemanfaatan energi terbarukan dan ramah lingkungan untuk fasilitas umum juga menjadi perhatian Pemkot Malang. Pemkot Malang telah melakukan kerja sama penerangan jalan umum bertenaga surya yang akan dipasang di berbagai titik.
Selain itu, upaya preventif untuk mengantisipasi terjadinya bencana juga telah disiapkan Pemkot Malang, yakni Program Kelurahan Tangguh, dimana penanganan bencana dilakukan secara terencana, terpadu, dan terkoordinasi. Program ini menjadi upaya untuk mempercepat perlindungan masyarakat di kawasan rawan bencana.
Untuk itu, dia menegaskan, selain layanan darurat 24 jam melalui 112, terdapat aplikasi kebencanaan sebagai early warning system agar penanganan bencana lebih terencana, terpadu, dan terkoordinasi, program kelurahan tangguh pun terus dikuatkan.
“Melalui program ini sinergi dan integrasi program bencana dan pembangunan dikuatkan, sehingga mempercepat perlindungan masyarakat di kawasan rawan bencana dan meningkatkan kemandirian dan kesadaran masyarakat,” ujarnya.(K24)