Bisnis.com, SURABAYA - Pabrik gula (PG) Glenmore-Banyuwangi hingga hari giling ke 27 telah menggiling sebanyak 175.000 ton tebu atau meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
General Manager PG Glenmore, Yus Martin mengatakan pada musim giling tahun ini, Glenmore sendiri telah memasang target giling sebanyak 981.000 ton tebu dengan tingkat rendemen 8 persen.
“Untuk mencapainya, berbagai strategi telah dilakukan seperti operasional excellent yakni mempertahankan efisiensi pabrik, mengurangi loses dan menekan jam berhenti giling,” jelasnya, Jumat (16/6/2023).
Selain itu, lanjutnya, untuk strategi kemitraan akan diterapkan service excellent komunikasi yang intens, pembinaan terkait budidaya, membantu penyaluran sarana produksi melalui program makmur sehingga pupuk dan pestisida terlaksana tepat waktu.
“Dengan startegi itu, PG Glenmore telah mengalami peningkatan giling tebu sampai 30 persen. Ini merupakan indikator keberhasilan klasterisasi yang dilakukan manajemen PT Sinergi Gula Nusantara (SGN),” katanya.
Keberadaan SGN yang mengelola 36 pabrik gula PTPN Group ini dinilai telah memberikan dampak positif dalam perolehan bahan baku tebu (BBT), yang sebelumnya terjadi persaingan di antara industri gula sehingga harga tebu menjadi tinggi dan telah menyebabkan idle capacity PG dan rusaknya pola kemitraan PG dengan petani dan menjadi pola transaksional, kini tertata sesuai kewilayahan.
Baca Juga
"Dengan dikelolanya PG oleh SGN, manajemen menjadi terpadu, memberi dampak positif, salah satunya klusterisasi sehingga BBT mudah banyak dan bagus. Dengan mengirim ke PG Glenmore maka petani di Banyuwangi merasakan berbagai manfaat di antaranya antrian tidak lama, biaya transpor lebih irit karena tidak jauh dan tebu segera diolah sehingga kualitas BBT masih segar dan potensi rendemen tinggi,” jelasnya.
Direktur Utama SGN Aris Toharisman mengatakan, SGN sendiri menerapkan pola kemitraan dengan petani yang saling menguntungkan guna meningkatkan kesejahteraan petani tebu mitra.
"Kita fokusnya ke sistem bagi hasil (SBH), esensi dari kemitraan pabrik gula dengan petani itu ada di sistem bagi hasil. Berdasarkan kualitas tebu yang masuk, jadi kalau tebunya berkualitas baik randemennya tinggi, tentu bagian petani juga akan lebih tinggi dan ini akan mendorong petani untuk bisa meningkatkan kualitas tebunya sehingga kadar gulanya tinggi,” ujarnya.