Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan tren transaksi keuangan digital menggunakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Jatim hingga akhir tahun ini bisa mencapai 116 juta transaksi.
Kepala BI Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan selama ini BI terus mendorong peningkatan jumlah merchant yang menyediakan layanan pembayaran QRIS, tetapi khusus tahun ini BI mulai menarget peningkatan volume transaksi.
“Secara nasional, tahun ini QRIS ditargetkan ada 844 juta transaksi, dan sejauh ini sampai April sudah tercapai lebih dari 56,3 persen dari target. Kemudian khusus di Jatim ditargetkan ada 116 juta transaksi, dan sampai April sudah tercapai 43,6 persennya dengan nominal mencapai Rp1,76 triliun,” jelasnya, Senin (12/6/2023).
Sedangkan untuk jumlah pengguna QRIS, lanjut Doddy, secara nasional tahun ini diharapkan bisa tercapai 9,77 juta pengguna tambahan, dan khusus di Jatim ditargetkan bisa bertambah sebanyak 2,4 juta pengguna baru.
“Jadi secara total jumlah pengguna QRIS di Indonesia hingga April 2023 sudah mencapai 24,38 juta lebih, dan khusus di Jatim sudah mencapai 4,75 juta pengguna,” imbuhnya.
Adapun saat ini di Jatim juga sudah terdapat sebanyak 2,86 juta lebih merchant yang siap melayani transaksi pembayaran non tunai menggunakan QRIS.
Baca Juga
Doddy menambahkan, target-target tersebut juga merupakan bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi penguatan optimalisasi proses digitalisasi ekonomi Jatim mulai dari program lokapasar dan perdagangan elektronik untuk UMKM, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP), dan penguatan infrastruktur digital yang lebih merata.
“BI akan terus mengintensifkan edukasi dan literasi kepada masyarakat, termasuk inovasi fitur pada QRIS seperti tarik transfer dan setor, serta QRIS lintas negara yang telah diterapkan dengan Thailand dan Malaysia,” imbuhnya.
