Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan momen Lebaran tahun ini akan mendongkrak PDRB Jatim terutama didorong oleh sektor konsumsi dan transportasi.
Kepala BI Jatim, Budi Hanoto mengatakan momen libur Lebaran berpotensi besar mendongkrak PDRB Jatim sejalan dengan peningkatan permintaan musiman seperti sandang/pakaian, makanan dan minuman khususnya momen buka bersama dan parsel Lebaran.
“Begitu juga dengan sektor akomodasi hotel dan penginapan, maupun sektor perdagangan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (19/4/2023).
Selain itu, lanjutnya, sektor transportasi juga diprakirakan akan mengalami peningkatan kinerja yang signifikan sejalan dengan dicabutnya aturan PPKM atau tidak ada larangan mudik, serta terkendalinya Covid-19.
Budi menambahkan, sejalan dengan prakiraan ekonomi nasional, PDRB Jatim pada kuartal II/2023 diperkirakan akan meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan terutama ditopang oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, akomodasi dan makanan minuman, serta transportasi sejalan dengan momen Ramadan dan Idul Fitri.
Sektor konstruksi juga diprakirakan tetap tumbuh positif sejalan dengan berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) Perpres No.80 Tahun 2019, serta proyek daerah.
Baca Juga
“Termasuk sektor industri juga masih memiliki potensi tinggi untuk memenuhi permintaan pasar domestik Jatim dan mitra dagang domestik,” imbuhnya.
Terpisah, di sektor pariwisata dan perhotelan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim memproyeksikan kinerja tingkat penghunian kamar hotel pada saat libur Lebaran akan mencapai di atas 80 persen, terutama hotel yang berada di daerah dengan destinasi wisata.
“Daerah dengan destinasi wisata yang akan mengalami okupansi tinggi ini misalnya Kota Batu, Malang, Banyuwangi, Pasuruan dan Probolinggo atau kawasan Bromo, tetapi itu akan terjadi pada H+1 Lebaran karena biasanya hari H orang-orang masih fokus bersilaturahmi dengan keluarga,” jelas Ketua PHRI Jatim, Dwi Cahyono.
Sementara untuk di wilayah Surabaya dan sekitarnya biasanya mengalami penurunan okupansi hotel lantaran banyak orang melakukan mudik Lebaran ke kampung halaman.