Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat tren inflasi di Jatim pada Februari 2023 sebesar 0,10 persen secara month to month (mtm) yang lebih banyak disebabkan oleh kenaikan harga dari kelompok pangan dan tembakau.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan dari 8 kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, sebanyak 6 kota mengalami inflasi yakni Jember, Banyuwangi, Kediri, Malang, Madiun dan Surabaya. Serta ada 2 kota mengalami deflasi yakni Sumenep dan Probolinggo.
“Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi 0,29 persen, dan inflasi terendah terjadi di Madiun 0,04 persen. Sedangkan kota yang deflasi terdalam yakni Probolinggo -0,04 persen, dan Sumenep -0,02 persen,” jelasnya dalam paparan BRS, Rabu (1/3/2023).
Dia menjelaskan, secara year on year (yoy) Februari 2023 terhadap Februari 2022, Jatim mengalami inflasi sebesar 6,47 persen, dan secara year to date (ytd) yakni Februari 2023 terhadap Desember 2022, Jatim mengalami inflasi 0,46 persen.
“Inflasi Jatim secara yoy ini memang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena memang terpengaruh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada September 2022. Selain itu inflasi yoy disumbang kenaikan harga beras, rokok Kretek filter, telur ayam, angkutan udara, tarif air PAM, dan kontrakan rumah,” jelasnya.
Dadang melanjutkan, secara mtm, inflasi Jatim pada Februari 2023 dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas di antaranya seperti beras yang mengalami kenaikan harga 3,02 persen, disusul rokok kretek naik 2,28 persen, bawang merah 10,41 persen, cabai rawit 6,71 persen, bawang putih 7,95 persen, biskuit 8,24 persen, kue basah 4,86 persen, mangga 9,56 persen, gulai 5,21 persen, dan tarif gunting rambut 2,91 persen.
Baca Juga
“Laju inflasi Februari ini cukup tertahan oleh turunnya harga sejumlah komoditas lain atau yang mengalami deflasi,” katanya.
Adapun sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi Februari ini di antaranya tarif angkutan udara yang turun -2,13 persen, disusul daging ayam ras -2,28 persen, telur ayam ras -3,17 persen, emas perhiasan -1,22 persen, tomat -12,03 persen, jeruk -3,32 persen, cumi-cumi -5,87 persen, minyak goreng -0,74 persen, dan tarif kereta api -1,96 persen, serta sawi hijau -7,66 persen.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim, Budi Hanoto mengatakan, untuk menahan laju inflasi tahun ini terutama menjelang Ramadan dan Lebaran, Pemprov Jatim bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan fokus menjalankan strategi 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunkasi efektif).
“Selain menggencarkan operasi pasar sebagai bentuk strategi keterjangkauan harga. Di Jatim akan memperkuat peran Bulog dan subsidi transportasi sebagai upaya kelancaran distribusi,” katanya.
Selain itu, Jatim juga akan memperkuat peran program Kerjasama Antar Daerah (KAD) sebagai bentuk strategi ketersediaan pasokan, termasuk dalam startegi komunikasi efektif.
“KAD menjadi andalan, jadi ketika Jatim ada surplus komoditas tertentu akan dibawa ke daerah lain terutama Indonesia Timur, dan sebaliknya ketika Jatim kekurangan pasokan akan disuplai dari daerah lain,” ujarnya.