Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras Masih Jadi Penyebab Inflasi di Kota Malang pada Januari 2023

Inflasi komponen bahan makanan pada Januari sebesar 5,42 persen (yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan sebelumnya yang nilainya sebesar 2,47%.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022)./Bisnis-Annasa Rizki Kamalina.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022)./Bisnis-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, MALANG — Beras masih menjadi penyebab utama inflasi di Kota Malang pada Januari 2023 yang mencapai 0,15 persen, selain kontrak rumah, cabai rawit, rokok kretek filter, dan minyak goreng.

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan pada Januari 2023 kelompok energi mengalami deflasi sebesar -1 persen (mtm), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.

“Inflasi komponen bahan makanan pada Januari sebesar 5,42 persen (yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan sebelumnya yang nilainya sebesar 2,47 persen,” katanya, Rabu (1/2/2023).

Komoditas yang menghambat inflasi atau mengalami deflasi pada Januari, yakni angkutan (-11,82 persen), bensin (-1,89 persen), telur ayam (-7,49 persen), tomat (-28,36 persen), daging ayam (-1,9 persen), tarif (-3,78 persen), sabun (-2 persen), jeruk (-2,43 persen), dan keramik (-2,35 persen).

Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai inflasi pada awal tahun cukup terkendali meski menjelang akhir januari terjadi gejolak harga beras sampai Bulog mengidentifikasi adanya permainan mafia beras.

Komoditas pangan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar. Hal itu terjadi karena lemahnya pemerintah di dalam menjaga manajemen stok komoditi sayuran dan hortikultura seperti cabai dan bawang menjadi penyebabnya.

Kondisi ini ditambah dengan kelangkaan minyak goreng (Minyakita) pada akhir Januari. Fakta ini harus menjadi pelecut pemerintah pusat dan daerah untuk bersiaga menghadapi momen lebih besar di kuartal I-2023, yaitu Ramadan dan hari raya, dimana pola konsumsi masyarakat cenderung naik.

Pada Februari, menurut dia, potensi inflasi lebih tinggi dari Januari sangat berpeluang karena saatnya perkuliahan semester genap dimulai dan biasanya kelompok pengeluaran pendidikan akan memberikan tekanan pada inflasi. Selain pembayaran UKT terdapat kemungkinan kenaikan biaya kos ataupun kontrak rumah bagi mahasiswa.

“Situasi ini di luar kendali dari pemerintah daerah, oleh karena itu sebaiknya pemerintah daerah fokus meredam volatile foods yang mungkin akan terjadi pada Februari dan Maret,” katanya.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper