Bisnis.com, SUMENEP — Pemerintah mengalokasikan belanja kementerian/lembaga (K/L) untuk membangun kawasan Madura Raya tahun ini sebesar Rp1,59 triliun meningkat 5,8 persen dari APBN 2022.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan belanja APBN tersebut akan digunakan untuk di empat kabupaten di Madura yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
“APBN yang digunakan untuk membangun Madura Raya ini meningkat tiap tahunnya. Pada 2021 sebesar Rp1,44 triliun, lalu pada 2022 sebesar Rp1,50 triliun dan pada 2023 ini Rp1,59 triliun,” ujarnya dalam Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sumenep, Kamis (2/2/2023).
Selain itu, juga terdapat APBN yang langsung diberikan kepada pemerintah daerah melalui Transfer Ke Daerah (TKD). Tercatat pada 2021, TKDD untuk Madura Raya sebesar Rp6,57 triliun, lalu pada 2022 sebesar Rp7,04 triliun dan 2023 dialokasikan Rp6,89 triliun. TKD 2023 untuk Pulau Madura ini turun 2 persen dibandingkan 2022.
Jenis TKD 2023 tersebut terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH) Rp450,80 miliar, Dana Alokasi Umum (DAU) Rp3,7 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Rp373,5 miliar, DAK Non fisik Rp1,26 triliun, Dana Desa (DD) Rp1,076 triliun, dan Hibah Daerah Rp19 miliar.
Sri Mulyani menjelaskan APBN pada 2022 telah digunakan untuk beragam pembangunan dan perekonomian di antaranya untuk sektor infrastruktur, ketahanan pangan dan perlindungan sosial (perlinsos).
Baca Juga
Adapun infrastruktur digunakan untuk pembangunan jalan desa, jembatan, air bersih, MCK dan pasar desa. Sedangkan di sektor ketahanan pangan digunakan untuk pembangunan embung, irigasi, penahan tanah dan sumur.
Sementara di sektor perlinsos digunakan untuk BLT Desa diberikan Rp300.000/bulan selama 12 bulan. Realisasi BLT Desa se-Pulau Madura sebesar Rp438,84 miliar ini melebhi target sebesar Rp430,58 miliar. Begitu juga dengan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tercatat sebanyak 121.900 orang.
“Dan Madura ini termasuk dana desanya dipakai untuk bansos yang luar biasa. Masyarakat di desa-desa dapat bantuan 12 bulan penuh, dan realisasi bansos di Madura ini di atas nasional,” ujarnya.
Dia mengatakan dalam situasi ekonomi global dan pandemi Covid-19 yang telah terjadi 2 tahun lalu, APBN telah bekerja luar biasa untuk memulihkan ekonomi.
“APBN tetap menjaga negara kita sebagai instrumen yang melindungi masyarakat dan ekonomi, serta melindungi dari berbagai guncangan yang datang tanpa bisa diprediksi atau tidak bisa direncanakan, seperti perang Rusia - Ukraina yang tidak ada prediksinya,” ujarnya.
Dia menambahkan, pada 2022 ekonomi sudah dikatakan pulih bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil di atas 5 persen di saat negara-negara lain masih tertekan. Hampir seluruh sektor tumbuh dan berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia mulai pertanian, hingga yang paling terpukul seperti transportasi dan perhotelan.
“Jadi waktu presiden bilang dunia gelap gulita, Indonesia sebenarnya sedang dalam pemulihan yang meningkat pesat, dan itu harus kita pertahankan, mengingat ekonomi akan dihadapkan dengan harga-harga naik, geopolitik menegang,” ujarnya.