Bisnis.com, SURABAYA — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur tahun ini menyiapkan kuota subsidi asuransi lahan persawahan khususnya padi untuk seluas 280.000 ha guna mengantisipasi gagal panen akibat cuaca.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dydik Rudy Prasetya mengatakan subsidi tersebut diberikan kepada petani di Jatim untuk pembayaran premi asuransi senilai Rp180.000/ha.
“Dalam sekali musim tanam, petani seharusnya membayar premi Rp180.000/ha, tetapi dengan adanya subsidi maka petani hanya perlu membayar premi sebesar Rp38.000/ha,” ujarnya, Kamis (26/1/2023).
Dia menjelaskan, dengan mengikuti program asuransi pertanian maka petani yang mengalami sawah gagal panen bisa mendapatkan klaim senilai Rp6 juta/ha. Jumlah ini setidaknya cukup untuk membantu petani membeli bibit baru sehingga dapat meringankan ongkos produksi tanam.
“Kami mengajak petani untuk bergabung dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk mengantisipasi gagal panen, mengingat tahun ini diprediksi cuaca kurang bersahabat, hujan deras akan turun lebih ajek dan tentu di beberapa wilayah jika tidak ditangani bisa mengakibatkan banjir dan berpotensi merendam area persawahan,” ujarnya.
Dydik menambahkan, tahun ini produksi padi di Jatim ditargetkan bisa mencapai 10,5 juta ton gabah kering giling (GKG) atau meningkat dibandingkan produksi pada 2022 yang mencapai 9,86 juta ton GKG.
Baca Juga
Selain mengoptimalkan subsidi asuransi pertanian untuk mencapai target produksi tahun ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim juga akan memaksimalkan produksi padi di setiap kawasan melalui intensifikasi penanaman.
“Kita juga akan menggunakan bibit unggul dan bibit genjah atau bibit yang cepat panen. Kita juga targetkan ada pertambahan wilayah tanam melalui program padi IP (indeks pertanaman) 400 atau pola tanam 4 kali dalam setahun,” imbuhnya.