Bisnis.com, MALANG — Penjualan properti di Malang Raya, yakni Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang, diproyeksikan cukup prospektif pada 2023 yang didominasi penjualan rumah menengah ke atas.
Ketua DPC Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Malang, Surianti, mengatakan pada 2022 penjualan properti di Malang Raya diperkirakan mencapai 2.000 unit. Penyumbang paling banyak, perumahan menengah-atas.
“Tahun ini diperkirakan penjualan properti tetap marak. Kami proyeksikan angkanya paling tidak sama dengan penjualan pada 2022, Penyumbang penjualan properti, tetap terutama rumah menengah-atas,” katanya di sela-sela Musyawarah Cabang DPC Arebi Malang, di Malang, Kamis (19/1/2023).
Optimisme penjualan properti tetap marak pada 2023, kata dia, karena pengembang-pengembang besar tetap melakukan ekspansi seperti perumahan Ciputra dan Araya. Ditambah lagi, Covid-19 sudah terkendali sehingga mobilitas masyarakat tinggi.
Dengan demikian, dia menegaskan, pengembang masih optimistis pasar properti tetap tumbuh meski di tengah ancaman resesi global.
Oleh karena itulah, dia berharap, inflasi tetap dapat terjaga rendah sehingga tidak memicu kenaikan suku bunga acuan. Dengan tidak naiknya suku bunga acuan, maka otomatis suku bunga KPR juga tidak naik.
Baca Juga
Dia mengatakan ang paling terdampak jika KPR naik, terutama proyek perumahan menengah-bawah. Hal itu terjadi karena pangsa pasarnya terdiri atas end user berpendapat tetap sehingga jika inflasi naik, maka otomatis akan menggerus pendapatan dan tingkat kemampuan untuk membeli rumah juga berkurang.
Bagi pangsa perumahan menengah-atas, kata Surianti, masalah bunga KPR sering tidak menjadi pertimbangan. Hal itu terjadi karena likuiditas end user sangat kuat sehingga tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan bunga KPR.
Apalagi jika keputusan membeli rumah karena untuk dihuni, kepemilikan rumah kali pertama. “Jadi yang dipentingkan produk yang ditawarkan. Kalau mereka cocok, mereka akan membeli dengan kontan,” ucapnya.
Karena itulah, dia optimistis, selama pengembang tetap optimistis dengan membuka dan ekspansi lewat proyek-proyek perumahan yang sesuai dengan keinginan pasar, maka tetap akan diserap pasar.
Karena terus membaiknya pasar di properti di Malang Raya, kata Surianti, maka perusahaan real estate broker anggota Arebi terus tumbuh di Malang. Nantinya, akan ada 20 perusahaan real estate, sedangkan kondisi eksisting jumlahnya belasan perusahaan.
Ketua DPD Arebi Jatim, Budiono Yuwono, menegaskan terus tumbuhnya proyek properti di Jatim perlu diantisipasi asosiasi. Karena itulah, asosiasi akan membuka cabang-cabang baru setelah Malang.
Cabang baru dimaksud, yakni di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, daerah yang potensi proyek perumahannya terus tumbuh secara signifikan. Penyembang terbesar, terutama proyek perumahan menengah-atas. Saat ini, jumlah perusahaan real estate broker anggota Arebi Jatim sebanyak 150 perusahaan.
Selain itu, dia menegaskan, Arebi juga terus meningkatkan profesionalisme broker lewat pelatihan-pelatihan sehingga tidak merugikan masyarakat, baik pengembang maupun end user, serta tidak terjadi friksi antar-perusahaan real estate broker. Caranya, lewat penegakan kode etik asosiasi.
“Kami juga sepakat dengan Kemendag untuk memberikan sertifikat profesi bagi real estate broker,” ujarnya.(K24).