Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kabupaten Ngawi bekerja sama dengan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) untuk rencana pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri Ngawi - Jatim.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan Pemkab Ngawi ingin melakukan percepatan pengembangan kawasan industri ini salah satunya dengan menggandeng calon pengelola kawasan yang dinilai memiliki pengalaman.
"Pemkab Ngawi telah mencoba bekoordinasi dengan PT SIER dan Alhamdulillah SIER juga berkeinginan untuk bisa menggarap kawasan industri di Ngawi, sehingga ini gayung bersambut untuk kita lakukan percepatan," jelasnya usai MoU Pemkab Ngawi & SIER, Rabu (11/1/2023).
Dia mengatakan percepatan pengembangan kawasan industri Ngawi ini sejalan dengan Perpres No.80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi, salah satunya di sektor kawasan industri.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Ngawi ini diharapkan mampu menjadi supporting khususnya di bidang industri agro, olahan pangan, serta manufaktur dengan polutan rendah, termasuk industri furnitur," ujarnya.
Adapun dalam Perpres tersebut telah diajukan luasan lahan kawasan industri Ngawi seluas 1.200 ha. Namun lahan akan diberikan secara bertahap, yakni untuk tahap pertama, akan dilakukan pelepasan lahan hutan tanaman produksi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada Pemkab Ngawi seluas 255 ha pada Maret mendatang.
Baca Juga
“Kawasan industri Ngawi ini lokasinya berada di 2 kecamatan yakni di Kecamatan Widodaren dan Karanganyar. Dari 1.200 ha yang diajukan itu semuanya masuk kawasan hutan yang sekarang dikelola Perhutani,” imbuhnya.
Direktur Utama SIER, Didik Prasetyono mengatakan MoU kerja sama dengan Pemkab Ngawi ini merupakan bentuk percepatan pengembangan kawasan industri Ngawi. Diharapkan proses pengembangan kawasan industri ini bisa rampung dan siap menerima tenant pertama dalam waktu empat tahun ke depan.
“Proyeksi kami, di akhir 2023 ini kita sudah bisa mulai inisiasi kawasan, saat ini kami sudah mulai persiapan master plan. Seperti halnya di Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) itu butuh 4 tahun untuk pematangan kawasan, jadi kami optimistis 4 tahun nanti dapat investor pertama,” jelasnya.
Didik menambahkan, saat ini SIER menunggu kepastian lahan sambil menyiapkan rencana pembangunan infrastruktur mulai dari jalan hingga saluran air atau pembuangan, serta sumber energi akan dikoordinasikan dengan PLN dan PGN termasuk alokasi air bersih untuk memastikan kawasan industri ini bisa sustainable.
Menurutnya, kawasan industri Ngawi ini sangat cocok untuk investasi sektor industri agro mengingat Ngawi sendiri merupakan daerah penghasil padi terbesar nasional yakni mencapai 890.000 ton/tahun pada 2022.
"Jadi yang paling jelas ditangkap bisnisnya adalah industri pengolahan pangan jadi andalan, termasuk produk turunananya nanti seperti pupuk, mebel berbasis kayu. Ini akan jadi konteks kami dalam hal pemasaran," imbuhnya.