Bisnis.com, SURABAYA — Perekonomian Jawa Timur pada 2023 diperkirakan akan tetap tumbuh positif dan termoderasi karena dampak dari gejolak ekonomi global.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Budi Hanoto mengatakan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan berada di angka 4,5 persen - 5,3 persen. Sedangkan ekonomi Jatim diperkirakan berada di 4,9 persen - 5,3 persen, dengan tingkat inflasi 3+-1 persen.
“Ekonomi Jatim pada tahun depan akan tetap tumbuh positif tetapi termoderasi atau akan tumbuh akan lebih rendah dibandingkan 2022,” katanya, Jumat (23/12/2022).
Dia mengatakan, faktor global yang cukup mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia yakni soal Konflik geoplitik, disrupsi rantai pasokan global, kebijakan proteksionisme, kenaikan inflasi global, zero policy oleh China dan monetery policy tightening.
“Tantangan ekonomi ke depan ini memang ada eskalasi ketidakpastian ekonomi global, kosolidasi fiskal, dan skema pembiayaan UMKM yang masih terbatas juga menjadi tantangan utama,” ujarnya.
Meski ekonomi Jatim tahun depan diperkirkan tumbuh lebih rendah dari 2022, tetapi pemulihan ekonomi Jatim masih akan terus berlanjut dengan didukung oleh sektor konsumsi rumah tangga, investasi dan kuatnya ekspor luar negeri dari sisi permintaan. Sedangkan dari sisi penawaran ada kekuatan industri pengolahan, perdagangan, pertanian dan konstruksi.
Baca Juga
“Covid-19 yang makin terkendali akan memperbaiki ekonomi domestik seperti terjadi peluasan sektor ekonomi, mobilitas masyarakat naik, investasi, dan konsumsi rumah tangga,” kata Budi.
Selain itu, lanjutnya, tahun depan akan ada persiapan momen pemilihan umum (pemilu) yang akan mendorong konsumsi pemerintah dan Lembaga Non Profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), serta besarnya kontribusi UMKM terhadap ekonomi Jatim,” jelasnya.
Budi menambahkan, potensi lain yang akan menopang ekonomi Jatim yakni berlanjutnya investasi pemerintah dan swasta, salah satunya dari kelanjutan proyek Perpres 80/2019 yang diyakini akan menambah output ke PDRB sebesar 2,84 persen hingga 6,63 persen.
“Dalam Prespres itu ada proyek percepatan pembangunan Gerbangkertosusila, kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS), Selingkar Wilis, Lintas Selatan, Madura dan Kepulauan,” katanya.
Dia melanjutkan, dari hasil simulasi investasi terhadap ekonomi Jatim, diperkirakan pada kuartal I/2022 sektor investasi akan mendorong 1 persen pertumbuhan ekonomi, disusul sektor konsumsi 0,23 persen, dan konsumsi pemerintah 0,02 persen.