Bisnis.com, SURABAYA — Kinerja perekonomian Jawa Timur tahun ini diyakini tumbuh impresif dan masih berlanjut di tengah eskalasi ketidakpastian global dengan proyeksi sekitar 5,1 persen hingga 5,5 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Budi Hanoto mengatakan pertumbuhan ekonomi yang masih berlanjut ini didukung oleh sejumlah faktor di antaranya meredanya Covid-19, vaksinasi dosis 2 ke atas yang sudah mencapai 70 persen dari target, dan mobilitas masyarakat yang meningkat.
“Selain itu, ekspor luar negeri dan dalam negeri tetap kuat, dibarengi dengan investasi yang meningkat, serta didukung peningkatan UMKM, ekonomi syariah dan parwisata,” katanya, Jumat (23/12/2022).
Meski pertumbuhan ekonomi tumbuh berlanjut, tetapi inflasi Jatim masih berada di atas sasaran dengan perkiraan tahun ini berada di angka 6,2 persen - 6,6 persen.
Budi mengatakan terdapat empat strategi yang mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini di antaranya adalah penguatan ekspor produk manufaktur, perluasan transaksi digital untuk mendorong perbaikan konsumsi swasta, dan peningkatan inklusivitas ekonomi melalui UMKM, ekonomi syariah dan pariwisata.
“Terakhir penguatan lumbung pangan Nusantara untuk menjaga gejolak harga pangan yang lebih tinggi,” katanya.
Baca Juga
Budi memaparkan penguatan ekspor LN dan net ekspor antar daerah ini telah menopang perbaikan ekonomi Jatim sepanjang 2022, apalagi terdapat faktor global seperti kenaikan harga emas dan CPO.
“Penguatan ekspor ini juga didukung oleh upaya kerja sama luar negeri, perbaikan infrastruktur, dan semakin intensifnya program misi dagang,” imbuhnya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ekonomi Jatim tahun ini juga didorong oleh kinerja investasi yang meningkat siginifikan. Tercatat hingga kuartal III/2022 realisasi investasi Jatim mencapai Rp25,9 triliun naik 43,9 persen dibandingkan kuartal III/2021 yang sebesar Rp18 triliun.
“Pertumbuhan kinerja investasi Jatim ini melebihi kinerja investasi nasional yang sebesar 42,1 persen (yoy), termasuk dari sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penaman Modal Asing (PMA),” ujarnya.
Adapun dari total investasi Jatim sebesar Rp25,9 triliun tersebut terdiri dari PMDN Rp14,3 triliun yang tumbuh 14,4 persen (Yoy), dan PMA Rp11,6 triliun yang tumbuh 114,8 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan secara kumulatif ekonomi Jatim hingga kuartal III/2022 tumbuh 5,53 persen atau lebih tinggi di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,40 persen.
“Ekonomi Jatim tahun ini masih tumbuh impresif di tengah tantangan global. Ada tiga struktur pendukung ekonomi yakni konsumsi rumah tangga (kontribusi 58,99 persen), Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) 26,98 persen, ekspor luar negeri 14,01 persen,” jelasnya.
Dia memaparkan, terdapat tiga sektor yang menjadi leading pertumbuhan yakni industri pengolahan yang tumbuh 6,85 persen, sektor perdagangan tumbuh 7,24 persen, serta transportasi dan pergudangan tumbuh 22,97 persen.
“Dari sisi perdagangan ini terjadi peningkatan volume penjualan mobil dan motor yang signifikan diiringi dengan pulihnya kinerja sektor barang serta tumbuhanya impor mendorong akselerasi perdagangan,” imbuhnya.