Bisnis.com, MALANG — Perekonomian Jatim pada triwulan IV/2022 diperkirakan melambat dibandingkan triwulan III/2022 meski tetap tumbuh positif, seiring risiko kenaikan Covid-19, eskalasi ketidakpastian global, dan kenaikan inflasi yang berimplikasi pada penurunan daya beli masyarakat.
Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Siti Rochmawati, mengatakan penyebab lain berupa perilaku pengusaha dan investor untuk wait and see.
“Perlambatan lebih dalam tertahan oleh berlanjutnya vaksinasi Covi-19, periode Nataru, masa libur akhir 2022, serta gencarnya event beberapa lembaga pada akhir tahun,” katanya pada Bincang Bareng Media di Banyuwangi, beberapa waktu lalu.
Perlambatan indikasi ekonomi pada awal triwulan IV/2022, kata dia, tercermin dari perlambatan mobilitas masyarakat, keyakinan konsumen, ekspektasi konsumen seiring risiko risiko kenaikan kasus Covid-19, eskalasi ketidakpastian global dan kenaikan inflasi dan resesi.
Indeks keyakinan konsumen dan ekspektasi konsumen melambat hingga pertengahan triwulan IV/2022. Selain Penjualan Riil (SPE) Jawa Timur mengalami perlambatan pada awal triwulan IV/2022.
Sedangkan kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan III/2022, kata Siti, tumbuh sebesar 5,58 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan II/2022 (5,76 persen, yoy) ditopang oleh perlambatan kinerja investasi seiring perlambatan kinerja lapangan usaha (LU) industri dan konstruksi di tengah eskalasi ketidakpastian global dan kenaikan inflasi.
Baca Juga
Perlambatan kinerja ekonomi Jatim lebih dalam tertahan oleh perbaikan kinerja konsumsi swasta , konsumsi pemerintah, ekspor luar negeri, dan perdagangan antardaerah.
Perlambatan kinerja investasi, menurut dia, ditopang oleh eskalasi ketidakpastian global, menyebabkan pengusaha dan investor berperilaku wait and see. Hal ini berdampak pada tertahannya percepatan kinerja LU industri pengolahan dan LU konstruksi.
Perlambatan kinerja ekonomi Jatim yang lebih dalam tertahan oleh perbaikan pertumbuhan kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, ekspor LN, dan perdagangan antardaerah.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai pertumbuhan ekonomi triwulan IV/2022 memang diperkirakan tidak akan setinggi triwulan II dan III/2022.
“Kebijakan BI yang meningkatkan suku bunga, tampaknya akan memperlambat laju kredit untuk sektor usaha karena suku bunga kredit naik,” kata Joko di Malang, Rabu (14/12/2022).
Masyarakat cenderung untuk memarkir uangnya di perbankan daripada berinvestasi di tengah ekspektasi ketidakpastian ekonomi global. Kucuran kredit sektor riil yang diperkirakan melambat akan nyendat laju perekonomian.
Meski demikian, masih ada optimisme ekonomi menguat pada akhir triwulan/IV seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan konsumsi rumah tangga pada liburan Nataru.
Selain itu, dia menegaskan, belanja pemerintah yang melonjak pada akhir periode tutup anggaran diharapkan memberikan stimulus pada pergerakan ekonomi pada penghujung 2022. (K24)