Anggrek Asal Jatim Siap Rambah Pasar Ekspor

Selama ini, anggrek asal Jatim sebenarnya telah memasuki pasar luar negeri, namun tidak lewat ekspor langsung melainkan lewat pembeli dalam negeri.
Bunga anggrek./Antara
Bunga anggrek./Antara

Bisnis.com, MALANG — Anggrek asal Jatim ancang-ancang ekspor ke beberapa negara di Asia Pasifik dengan fasilitasi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Ketua DPD Perhimpunan Anggrek Indonesia Jawa Timur, Fathul Yasin, mengatakan jenis anggrek yang banyak diminati pasar di negara-negara Asia Pasifik, seperti Thailand, Singapura, dan Jepang, yakni Dendrobium.

“Anggrek yang diekspor berasal dari Malang Raya, dan Pasuruan yang direncanakan dapat terealisasi pada Maret,” katanya, Minggu (4/12/2022).

Selama ini, anggrek asal Jatim sebenarnya telah memasuki pasar luar negeri, namun tidak lewat ekspor langsung melainkan lewat buyer dalam negeri.

Sentra anggrek, kata dia, juga tidak terbatas di Batu, melainkan Malang Raya, Pasuruan, Nganjuk, Surabaya, Tulungagung, Kediri, Lumajang, dan Surabaya.

Setiap daerah, memiliki kekhasan anggrek, disesuaikan dengan ketinggian dan iklim. Seperti Kota Batu , anggrek Dendrobium, Cattleya, dan Phalaenopsis; Kota Malang, Vanda dan dendrobium; Kab Malang, dendrobium, phalaenopsis, dan Vanda; Tulungagung, Dendrobium, Pasuruan, Dendrobium dan Catleya; Surabaya, Dendrobium, Nganjuk, Cattleya dan Dendrobium, dan Lumajang, Dendrobium dan Cattleya

Anggrek yang dikembangkan, kata dia, terutama jenis hybrid, persilangan, selain species atau asli. Contoh anggrek hybrid, yakni Dendro Indonesia Raya, Dendrobium Jatim Cetar, dan lainnya.

“Jenis anggrek yang dibudidayakan petani di Jatim ribuan,” katanya. Namun, kata dia, Dendrobium merupakan jenis anggrek dengan peminat yang cukup besar setelah Phalaenopsis. Termasuk untuk memenuhi permintaan ekspor.

Dendrobium merupakan salah satu marga anggrek epifit yang biasa digunakan sebagai tanaman hias ruang atau taman. Bunganya bervariasi dan indah. Pola pertumbuhan anggrek Dendrobium bertipe simpodial, memiliki pertumbuhan ujung batang terbatas.

Permintaan ekspor anggrek, kata dia, sebenarnya tinggi. Namun regulasi ekspor anggrek cukup rumit. Oleh karena itulah, fasilitasi dari Kementerian Desa menjadi penting.

“Kami tidak mengerti mengapa ekspor anggrek sulit. Mungkin takut anggrek spesies asli Indonesia akan punah, meski sebenarnya yang banyak diekspor justru anggrek hybrid,” ujarnya.

Terkait minat dari petani untuk membudidayakan anggrek, menurut dia, sangat besar. Di Batu saja, ada 130 petani yang menekuni budi daya anggrek.

Terkait kebutuhan lahan, kata dia, tidak ada masalah karena tidak membutuhkan luasan lahan yang besar. Namun tren-nya, banyak juga BUMDes yang tertarik bekerja sama mengembangkan anggrek dengan memanfaatkan tanah aset desa.

Dia tidak khawatir antusiasme petani untuk menanam anggrek akan menjadikan tanaman hias tersebut booming dan menjadikan harganya jatuh. Hal itu terjadi karena pasar ekspor masih belum digarap maksimal.

Selain itu, kata dia, permintaan pasar dalam negeri masih terbuka luas. Saat ini, 60 persen-70 persen permintaan dalam negeri masih dipenuhi dari impor.

“Jika tanaman anggrek bisa dicukupi dalam negeri, tentu tidak perlu lagi ekspor,” ujarnya.

Tanaman anggrek, kata Yasin, selama ini untuk memenuhi kebutuhan koleksi pribadi untuk dinikmati di ruangan maupun di taman. Ada juga tanaman anggrek yang disewakan.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper