Bisnis.com, SURABAYA - Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.Comm, Pengamat Politik Universitas Brawijaya mengatakan pujian yang dilakukan oleh Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), merupakan hal yang lazim. Sebab sudah satu tahun terakhir ini Menteri Erick sudah masuk ke lingkungan pondok pesantren dan dekat dengan lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
"Santri harus memiliki jangkauan kedepan. Bukan hanya berkiprah pada pondok pesantren saja. Para santri harus memiliki jiwa kewirausahaan. Gus Yoqut ingin membuat santri tak hanya sekadar berprestasi di pesantren namun dapat menjadi orang yang sukses seperti Menteri Erick. Mungkin itu yang ingin dikaitkan Gus Yoqut di Hari Santri dengan kehadiran Menteri Erick di event tersebut,"ungkap Anang.
Agar cita-cita Gus Yoqut untuk membuat para santri ini berprestasi dan memiliki jiwa entrepreneurship serta sukses seperi Menteri Erick, Kementrian Agama harus membuat program dan pembinaan pondok pesantren untuk membangun jiwa kewirausahaan. Program dan pembinaan tersebut dapat berorientasi serta bersinergi dengan program yang sudah dibuat Menteri Erick di perusahaan BUMN.
Lanjut Anang, meski hubungan antara Menteri Erick dan pesantren belum lama terjalin secara intensif, namun kedekatan antara mereka sudah terlihat sangat baik sekali. Namun untuk membangun ikatan emosional yang lebih baik lagi diperlukan waktu.
"Memang saat ini Menteri Erick sudah memulainya secara bertahap. Namun untuk membangun bonding itu membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Kalangan pondok pesantren nampaknya sudah dapat menerima dengan baik kehadiran Menteri Erick di tengah-tengah mereka. Menteri Erick harus terus melakukan istikomah dalam membangun hubungan yang baik dengan pesantren,"terang Anang.
Secara pragmatis, kedekatan Menteri Erick dengan kalangan Nahdiyin menurut Anang dapat dilihat sebagai upaya menuju kontestasi Pilpres 2024. Namun untuk saat ini posisi Menteri Erick belum untuk posisi presiden. Tetapi baru sampai wakil presiden.
"Agak berat jika Menteri Erick bertarung untuk maju sebagai presiden. Saat ini Menteri Erick fokus saja menjalin kedekatan dengan Nahdiyin dan masyarakat agar memperkuat posisi beliau menuju wakil presiden,"ungkap Anang.
Menjalin ikatan emosional dengan Nahdiyin dinilai Anang cukup strategis bagi Menteri Erick untuk memperkuat ia menjadi calon wakil presiden. Sebab kalangan Nahdiyin memiliki potensi suara yang sangat besar di Pilpres 2024 mendatang. Namun Anang memberi masukan agar ikatan emosional ini harus dibanung tak hanya di level atas. Namun hubungan itu juga harus dibangun hingga akar rumput kalangan Nahdiyin.
"Tambang suara nanti ada di Nahdiyin. Sehingga jika ingin memenangkan kontestasi Pilpres 2024 harus mampu membangun ikatan emosional dengan Nahdiyin baik level atas maupun akar rumput,"ungkap Anang.
Saat ini beberapa lembaga survei tengah menjagokan Menteri Ercik untuk berpasangan serta mendampingi Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai presiden di 2024 mendatang. Lanjut Anang, hingga saat ini peluang capres untuk dapat memenangkan pilpres 2024 masih sangat tinggi. Asalkan para capres dan cawapres yang nanti akan maju di pilpres 2024 harus dapat membangun sifat nasionalis relegius.
Anang melihat potensi terbaik dan terkuat Menteri Erick untuk mendampingi calon presiden ada pada Ganjar Pranowo. Ini dikarenakan elektabilitas calon presiden yang tinggi saat ini masih dipegang oleh Ganjar.
"Pilpres kali ini tak mungkin hanya menonjolkan nasionalis semata. Tanpa mengedepankan relegius. Nasionalis relegius ini merupakan potensi yang sangat besar untuk dapat memenangkan pilpres 2024. Apa lagi jika PDIP masih bersikukuh untuk memajukan Puan. Saya nilai akan berat sekali bagi PDIP untuk memenangkan Puan. Sebab elektabilitas Puan masih rendah sekali. Sehingga potensi nasionalis relegius untuk memenangkan Pilpers 2024 semakin terbuka,"kata Anang.