Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim berupaya merealisasikan strategi pengendalian inflasi agar dapat lebih ditekan hingga akhir tahun ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Budi Hanoto mengatakan sedikitnya ada empat strategi yang telah disiapkan pemerintah yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi.
“Diperlukan penguatan koordinasi antara pusat dan daerah dalam hal pengendalian inflasi melalui strategi 4K, termasuk burden sharing untuk subsidi biaya yang dibutuhkan seperti subsidi ongkos angkut,” katanya kepada Bisnis, Selasa (4/10/2022).
Selain itu, pemda juga perlu untuk segera melaksanakan upaya extra untuk pengendalian inflasinya dengan harapan dapat membantu pemerintah pusat yang selama ini menopang subsidi beberapa komoditas.
“Yang ketiga dan tidak kalah penting adalah merealisasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) guna membiayai program pengendalian inflasi di daerah, sesuai dengan SE Mendagri No. 500/4825/SJ pada 19 Agustus 2022,” ujarnya.
Budi menjelaskan, dalam hal optimalisasi peran pemda dalam pengendalian inflasi dapat dilakukan melalui penggunaan APBD dengan lebih efisien dan memperhatikan skala prioritas, penguatan kerja sama antar daerah untuk mempertemukan supply dan demand, serta mengoptimalkan koordinasi antar pemangku kepentingan di daerah untuk stabilisasi harga.
Baca Juga
“Selain itu juga perlu melakukan pemantauan atas pergerakan harga dan menjaga mekanisme pasar, terutama dalam menghindari penimbunan,” katanya.
Budi juga menambahkan, penguatan TPID juga dilakukan melalui langkah kongkrit mengatasi dampak BBM dan inflasi pangan di tingkat Bakorwil dalam bentuk operasi pasar, kerja sama antar daerah (KAD) dan subsidi ongkos angkut serta penguatan produksi dan distribusi.
“Pada poin operasi pasar, KAD dan subsidi ongkos angkutan ini perlu dipacu dalam tiga bulan ke depan agar tingkat inflasi bisa lebih ditekan,” imbuhnya.
Data BPS Jatim mencatat, tingkat inflasi di Jatim pada September 2022 tercatat sebesar 1,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun inflasi Jatim secara year to date dari Januari - September 2022 sudah mencapai 5,51 persen, dan secara tahun ke tahun sudah tembus 6,80 persen.
Inflasi September lebih banyak dipicu oleh sektor transportasi yang mengalami kenaikan harga BBM dan tarif angkutan.