Bisnis.com, SURABAYA — Komoditas singkong beku asal Jawa Timur berhasil menjajaki pasar ekspor di negara non tradisional seperti ke Kepulauan Karibia Curacao - Amerika Selatan.
Adapun ekspor singkong beku/frozen cassava (kode HS 0714) yang dilakukan oleh CV Nusantara Jaya Food tersebut sebanyak 24 ton dengan nilai US$150.000.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengatakan CV Nusantara Jaya Food merupakan salah satu Industri Kecil Menengah (IKM) binaan Kemenperin agar bisa menjajaki potensi pasar ekspor.
“CV Nusantara Jaya Food ini telah mendapatkan pembinaan Dirjen IKMA berupa pendampingan dan fasilitas sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) pada 2021, termasuk fasilitasi Perluasan pasar ekspor melalui kerja sama dengan marketplace Alibaba,” jelasnya dalam seremoni pelepasan ekspor singkong beku ke Curacao, Jumat (23/9/2022).
Dia mengatakan dengan memiliki sertifikat HACCP, para pelaku IKM makanan dapat memberikan jaminan kepada konsumen terkait kualitas produk yang dihasilkan dan hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri para pelaku IKM makanan dalam pengembangan akses pasar, terutama menembus pasar global.
“Kami sangat mendorong sentra penghasil singkong dan para pelaku industri olahan singkong untuk dapat memperluas pasar tidak hanya pasar lokal tapi juga pasar global melalui program yang kami berikan,” imbuhnya.
Baca Juga
Menurutnya, singkong atau ubi kayu sendiri merupakan pangan lokal alternatif penghasil karbohidrat selain beras dan jagung. Untuk itu, melalui tekologi saat ini singkong dapat dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan pakan.
Berdasarkan data Trademap, ekspor singkong beku dari Indonesia pada 2020 mencapai sebanyak 16.529 ton dengan nilai US$9,7 juta. Nilai ini meningkat sebesar 135 persen dibandingkan 2019 yang hanya 4.829 ton dengan nilai ekspor US$4,1 juta. Indonesia juga mengekspor olahan singkong dalam bentuk lain seperti keripik singkong, pati ubi kayu, dan mokaf.
Kabid Perdagangan Internasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Lucky menambahkan, pada 2021 Jatim mencatatkan ekspor komoditi singkong ini sebesar US$1,63 juta dengan volume 2.900 ton. Sedangkan tahun ini hingga Mei 2022, ekspor tersebut sudah menjadi US$283.390 dengan berat 178,96 ton.
“Tujuan utama komoditi ini di sepanjang 2021 - 2022 yakni ke China, Belanda, Taiwan, Saudi Arabia dan Jerman, serta saat ini ke Curacao Amerika Selatan yang merupakan negara non tradisional. Ini artinya kita punya potensi dan peluang pasar ekspor baru yang bisa dieksplorasi lebih lanjut,” jelasnya.
Manager Operasional CV Nusantara Jaya Food, Faizal Yusuf Hermawan mengatakan perusahaannya baru memulai bisnis ini sejak 2017 dengan melakukan riset terhadap sejumlah tumbuhan/sayuran termasuk singkong.
“Kemudian start ekspor singkong beku kita mulai 2021 sebanyak 5 - 6 kontainer dengan tujuan Belanda, dan sekarang kita coba ke Curacao,” katanya.
Saat ini kapasitas pengolahan singkong tersebut rerata sekitar 2 ton - 2,5 ton/hari bergantung orderan. Selama ini pasokan bahan baku singkong untuk ekspor disuplai dari mitra petani yang telah bekerja sama dengan Nusantara Jaya Food untuk mengembangkan bibit singkong hasil risetnya, sedangkan untuk pasar domestik disuplai dari petani lokal kawasan Malang.