Bisnis.com, SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya akan mengalokasikan anggaran Rp3 triliun pada 2023 untuk program pemberdayaan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar dapat naik kelas.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan upaya lain untuk mendorong perkembangan sektor UMKM di Surabaya saat ini adalah dengan menggandeng sebanyak 58 hotel untuk ikut mendukung penggunaan produk UMKM Surabaya.
Hal ini pun telah dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama (NKB) tentang penggunaan produk UMKM pemberdayaan masyarakat di Surabaya pada 12 September 2022.
“Melalui penandatanganan NKB ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada para pelaku UMKM untuk menggeliatkan dan membangkitkan ekonomi di Kota Pahlawan,” ujarnya, Senin (12/9/2022).
Dia mengatakan untuk menghidupkan sektor perekonomian, Pemkot Surabaya sangat membuka kesempatan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Surabaya dengan menyiapkan kemudahan perizinan.
Namun begitu, katanya, dalam menerima investor, Pemkot Surabaya juga ingin agar investasi yang masuk ke Surabaya juga berdampak bagi perekonomian masyarakat di sekitarnya, termasuk dengan menyerap produk UMKM.
Baca Juga
“Investasi harus melibatkan masyarakat, untuk hotel misalnya untuk pengerjaan slipper hotel, laundry, pemilihan bahan baku makanan, hingga penyerapan tenaga kerja dari warga sekitar hotel, hingga menyerap produk UMKM,” ujarnya.
Eri mengatakan, Pemkot sendiri terus berupaya untuk memberikan berbagai pelatihan bagi UMKM untuk bisa memenuhi standar produk termasuk untuk memenuhi kebutuhan hotel.
“Itu adalah tanggung jawab Pemkot Surabaya, hotel jangan terbebani. Kalau tidak sesuai dengan standar, bisa ditolak. Kalau kami berhasil sesuai standar, maka tolong bantu warga Surabaya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, penandatanganan NKB merupakan kelanjutan dari NKB pada periode pertama pada 18 Maret 2022 diikuti oleh 46 hotel.
“Poin-poin yang ditandatangani antara Pemkot Surabaya dengan para General Manager (GM) hotel, antara lain adalah pemilihan batik UMKM yang akan digunakan untuk seragam bagi karyawan dan karyawati hotel yang ada di Surabaya, penggunaan slipper hotel, pengerjaan laundry hotel, pemilihan bahan baku makanan, dan penyerapan tenaga kerja,” jelasnya.