Bisnis.com, SURABAYA — Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur memperkirakan tren kinerja industri food and bevergae (FB) di Jatim sampai akhir tahun ini bisa tumbuh sekitar 30 persen seiring dengan pulihnya perekonomian.
Wakil Ketua Apkrindo Jatim, Ferry Setiawan mengatakan pertumbuhan kinerja penjualan FB ini juga sejalan dengan pertumbuhan jumlah investor baru di bidang kuliner yang tumbuh 30 persen hingga saat ini.
“Usaha kuliner tersebut berkembang di Jatim, khususnya di Surabaya, bahkan merata di semua segmen dan tipe seperti resto, kafe, sampai kedai dan warungan yang arahnya lebih banyak tren Korea dan Jepang. Sampai saat ini bahkan sampai nanti akhir tahun banyak sekali undangan untuk opening pembukaan resto baru maupun ekspansi,” jelasnya saat opening resto Dragon Hot Pot di Pakuwon Mall Surabaya, Jumat (26/8/2022).
Dia mengatakan dari sisi pasar, pada saat Agustus ini memang sempat ada penurunan omset sekitar 20 persenan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya momen rutin, seperti sudah memasuki tahun ajaran baru untuk sekolah sehingga alokasi dana untuk hiburan atau makan di restoran dikurangi.
“Kemudian, tren Covid-19 kemarin juga sempat naik walau sedikit. Namun kami masih optimistis ke depan ada pertumbuhan positif karena ada momen liburan akhir tahun ada Natal dan Tahun Baru yang biasanya menjadi puncak peningkatan penjualan,” ujarnya.
Ferry bersama rekannya juga baru saja membuka kedai baru bernama Dragon Hot Pot yang merupakan restoran waralaba asal Melbourne Australia dan sebelumnya lebih dulu buka di Jakarta, Tangerang dan sekitarnya.
Baca Juga
“Untuk di Surabaya ini baru pertama kali dibuka, dan kami memilih di Pakuwon Mall Surabaya barat yang memiliki segmen yang tepat untuk makanan ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan, restoran ini menawarkan konsep memilih sendiri lauk/ikan dan sayuran kemudian ditimbang dan dimasak oleh koki dengan pilihan 4 macam masakan/kuah. Harga yang ditawarkan hanya Rp30.000/100 gram dengan minimal pembelian 250 gram/transaksi, atau dengan kata lain minimal Rp75.000/orang.
Meski tren jumlah usaha baru bidang kuliner meningkat, kata Ferry, para pengusaha FB juga sangat berharap pemerintah dapat mendukung perkembangan industri kuliner di Jatim ini, salah satunya terkait dengan perizinan yang dinilai masih ada yang menyulitkan.
“Di Surabaya ini kemudahan izin sudah dibantu dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) sehingga dulu ada Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan lain-lain sudah menjadi satu di NIB, tetapi malah muncul hal baru contohnya resto dengan kapasitas di atas 75 seat, proses izinnya diambil alih oleh Pemprov Jatim,” jelasnya.