Bisnis.com, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur pada semester I/2022 telah mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,49 persen dibandingan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal II/2022 mampu mencapai 5,74 persen dibandingkan kuartal II/2021, atau meningkat 2,39 persen dibandingkan kuartal I/2022.
"Dari sisi produksi di semester I, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 20,52 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 16,73persen," jelasnya dalam paparan kinerja ekonomi Jatim kuartal II/2022, Jumat (5/8/2022).
Dia mengatakan pemicu pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022 salah satunya karena didorong momen Ramadhan dan Lebaran. Adanya kebijakan pelonggaran aturan bepergian oleh pemerintah berakibat pada meningkatkan mobilitas penduduk, terutama pada momen mudik.
“Hal ini tampak dari naiknya penumpang di semua armada angkutan publik. Jumlah penumpang angkutan rel meningkat 48,20 persen (qtoq) dan 106,64 persen (yoy), sedangkan penumpang angkutan udara di Bandara Juanda meningkat 51,84 persen (qtoq) dan 63,95 persen (yoy),” ujarnya.
Dilihat dari sisi sektor industri pengolahan, kata Dadang, indusutri di Jatim pada kuartal II juga berada pada fase ekspansi, terutama industri makanan dan minuman meningkat seiring meningkatnya permintaan.
Baca Juga
“Perbaikan kinerja industri pengolahan juga tercermin dari peningkatan produksi dan penjualan domestik. Selain itu terjadi peningkatan nilai impor bahan baku dan penolong sebesar 36,04 persen (Yoy),” ujarnya.
Dadang melanjutkan, di sektor otomotif pun mengalami peningkatan penjualan mobil. Gaikindo mencatat peningkatan penjualan mobil secara nasional sebesar 20,8 persen di sepanjang Januari - Juni.
Sementara di sektor konstruksi juga terlihat ada realisasi pengadaan semen di Jatim yang naik 8,63 persen (Yoy), begitu juga realisasi belanja modal APBN naik 57 persen (Yoy).
Dia menambahkan, di kuartal II memang terjadi peningkatan konsumsi pemerintah dibanding kuartal sebelumnya karena peningkatan belanja pegawai 18 persen, belanja barang 49 persen, dan belanja bansos 81 persen.
“Namun untuk di Jatim, realisasi belanja APBD terkontraksi karena belanja pegawai turun 40 persen dikarenakan pencairan gaji ke-13 dan THR 50 persen dilakukan pada Juli (kuartal III/2022), berbeda dengan tahun lalu yang terjadi pada kuartal II/2022,” ujarnya.