Bisnis.com, SURABAYA — Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur memperkirakan tren positif pasar ekspor produk furnitur atau mebel saat ini masih akan tetap terjaga dengan baik dalam 3 - 4 tahun ke depan.
Ketua HIMKI Jatim, Budianto Budi mengatakan bahwa pemerintah telah menargetkan kinerja ekspor furnitur secara nasional bisa mencapai US$5 miliar pada 2025, dan realisasi saat ini sudah mencapai sekitar US$3,5 miliar.
“Dengan tren permintaan pasar luar negeri yang cukup besar saat ini, rasanya target tersebut tidak sulit dicapai, dan kami yakin tren positif akan terjadi hingga 3 -4 tahun ke depan. Di Jatim sendiri telah berkontribusi sekitar 50 pesen dari capaian ekspor nasional,” katanya, Senin (1/8/2022).
Dia mengatakan untuk meningkatkan kinerja ekspor, HIMKI terus mendorong upaya pemasaran baik secara digital maupun fisik. Salah Satu Pemasaran secara fisik yakni melalui agenda rutin Indonesia International Furniture Expo (IFEX) yang rencananya digelar Agustus ini di Jakarta.
“Sudah 10 tahun IFEX menjadi event yang paling ditunggu-tunggu, tetapi kemarin sempat terhenti karena ada pandemi,” katanya.
Sedangkan strategi Pemasaran secara digital dilakukan melalui website maupun e-commerce melalui beragam pelatihan pemasaran digital terutama bagi UMKM furnitur.
Baca Juga
Budi menambahkan di tengah perekonomian dunia yang masih belum sepenuhnya pulih, ditambah melojaknya inflasi Amerika Serikat yang merupakan pasar ekspor terbesar produk furnitur Indonesia, HIMKI tetap optimistis bisa mencapai target ekspor ke depan.
“Posisi AS sebagai negara adidaya dalam hal ekonomi menjadikan relatif lebih aman dan stabil dibandingkan Eropa, China maupun Jepang,” imbuhnya.
Meski begitu, tambah Budi, terdapat tantangan lain ketika permintaan pasar meningkat yakni soal bahan baku kayu yang bisa defisit akibat kurangnya upaya penanaman kembali pohon kayu perkakas.
“Ada tiga jenis kayu unggulan yang dimiliki Indonesia yakni kayu jati, mahoni, sonokeling. Semuanya sangat diminati pasar ekspor. Namun bagaimana jika tidak diimbangi dengan penanaman kembali,” katanya.
HIMKI pun mendorong pemerintah untuk mengeluarkan keputusan presiden (kepres) terkait menanam kayu perkakas dengan harapan produksi furnitur ke depan tidak terhambat bahan baku, termasuk bisa menurunkan gas emisi.