Bisnis.com, MALANG — Pemangku kepentingan perlu membuat langkah terpadu untuk mengatasi masalah volatilitas pangan karena cuaca maupun kondisi eksternal seperti perang Rusia-Ukraina.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, mengatakan penanganan masalah pangan dalam jangka pendek, yakni pasokan harus ditambah dengan memperkuat kerja sama antardaerah dalam manajemen informasi pangan dan pasokan dari daerah surplus/produsen dengan daerah defisit komoditi pertanian seperti Kota Malang.
“Kerja sama dapat dilakukan antar-BUMD. Selain itu, kerja sama juga bisa dilakukan dengan petani dan distributor, termasuk pedagang besar, untuk meningkatkan pasokan,” katanya, Minggu (31/7/2022).
Baca Juga
Untuk jangka menengah, kata dia, perlu menyiapkan salah satu pasar rakyat yang sudah direvitalisasi pemda, seperti Pemkot Malang, untuk dijadikan terminal agribisnis yang dilengkapi dengan fasilitas pergudangan dan cool storage sehingga bisa komoditas bisa tahan lama.
Selain itu, menurut dia, perlu peningkatan ketahanan masyarakat melalui urban farming dan pemanfaatan pekarangan menjadi sumber pangan lestari harus digalakkan secara berkelanjutan.
“Untuk jangka panjang, perlu adanya kerja sama antara pemda maupun pemerintah dengan perguruan tinggi, lembaga litbang dan dunia usaha untuk pengembangan varietas tanaman pangan yang tahan hama dan perubahan cuaca,” ucapnya.(K24)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel