Bisnis.com, MALANG — Target penuntasan vaksinasi PMK tahap I pada sapi perah di Jatim diundur menjadi 19 Juli dari rencana semula 7 Juli 2022 karena berbagai kendala.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim, Sulistyanto, mengatakan realisasi vaksinasi PMK tahap I terhadap sapi perah sudah mencapai 80 persen, sisanya dikebut sampai batas akhir vaksinasi.
“Ada banyak kendala, seperti sapi sedang sakit, maupun ada peternak yang tidak bersedia divaksin sapinya,” katanya, Minggu (17/7/2022).
Terhadap sapi perah yang sakit maka petugas vaksinator menunggu sapinya sembuh terlebih dulu. Sedangkan untuk peternak yang keberatan sapinya divaksin karena khawatir malah tambah sakit, maka koperasi dan anggota yang sapinya telah divaksin akan membujuk mereka agar bersedia sapinya divaksin untuk menjaga kesehatan sapi secara bersama.
Dia juga mengingatkan, sapi yang sakit berpotensi susunya tidak diterima pabrikan karena ada berpotensi ada residu kandungan antibiotik dalam jumlah tertentu. Kebiasaan selama ini, jika sapi sakit luka, maka biasanya petugas kesehatan hewan melakukan penyuntikan antibiotik.
Sapi yang tidak divaksin, kata Sulis yang juga Ketua Koperasi Setia Kawan, Nongkojajar, Kab. Pasuruan itu, lalu terkena PMK, maka jelas akan merugikan peternak karena sapinya kalau dijual harganya sangat murah.
Baca Juga
“Dengan alasan-alasan itulah, saya optimistis target 100 persen pemberian vaksin pada sapi perah akan terealisasi,” katanya. Populasi sapi perah di Jatim saat ini, sekitar 350.000 ekor.
Di Kota Malang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) setempat, gencar melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Realisasinya, 299 ekor sapi di tiga kecamatan telah divaksin, Jumat (15/7/2022).
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Ternak Dispangtan Kota Malang, drh. Anton Pramujiono, mengatakan pihaknya sudah tuntas melakukan vaksinasi PMK di wilayah Kota Malang. Vaksinasi dilakukan di tiga kecamatan di Kota Malang yang terdapat peternakan sapi, yaitu di Kedungkandang, Blimbing, dan Sukun.
“Kami berharap dengan pemberian vaksin bisa semakin meningkatkan kekebalan kesehatan sapi ternak di Kota Malang, sehingga bisa tumbuh dengan baik,” katanya.
Vaksin yang diberikan ke masing-masing sapi jatahnya 2 mililiter. Vaksinasi diberikan kepada sapi-sapi sehat yang dalam rentang enam sampai dengan tujuh bulan ke depan tidak diperjualbelikan.
Dari data, Anton menambahkan, di Kota Malang total terdapat sebanyak 418 kasus PMK. Dari sapi sebanyak itu, 189 sapi berhasil disembuhkan, tiga mati, 160 sapi dipotong paksa, dan kini 66 masih dalam masa pengobatan.
Saat ini, Kota Malang sudah menyelesaikan vaksinasi PMK kepada hewan ternak atau sudah mencapai angka 100 persen. Pihak Dispangtan berharap bisa meminimalisir terjadinya sapi PMK di Kota Malang.(K24)