Bisnis.com, MALANG — Capaian vaksinasi PMK di Jatim sudah menembus sekitar 70 persen dari populasi sapi perah yang berjumlah sekitar 350.000 ekor dan ditargetkan 7 Juli vaksinasi mencapai 100 persen.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim, Sulistyanto, mengatakan dengan capaian vaksinasi sebesar itu, masih belum dapat menghentikan persebaran PMK. PMK bisa berhenti, setidaknya mereda, setelah vaksinasi PMK II.
“Setelah diberikan booster, baru PMK diharapkan bisa menghilang,” ujarnya, Selasa (5/7/2022).
Oleh karena itulah, kata dia, angka sapi yang terinfeksi masih terus bertambah. Indikator sederhananya, produksi susu turun.
Untuk di Jatim, kata dia, penurunan produksi susu sudah mencapai sekitar 40 persen dari kondisi sebelum pandemi PMK yang mencapai 1.250 ton/hari. Bahkan di Malang, penurunan diperkirakan mencapai 50 persen lebih. Sebelum wabah PMK, produksi susu mencapai 130 ton/hari, namun kini tinggal 60 ton/hari.
Hambatan dalam vaksinasi, kata dia, ada peternak yang khawatir sapinya justru bermasalah setelah divaksin.
Baca Juga
Namun, dia meminta kepada peternak agar bersedia sapi milik mereka divaksin agar wabah PMK cepat selesai. Lagi pula, dengan vaksin maka diharapkan sapinya sehat sehingga pabrik susu tidak ragu menerima setoran susu dari masyarakat.
Vaksinasi sapi, kata dia, jelas membantu peternak, meski kekebalan terhadap belum sepenuhnya sebaik saat diberikan vaksin II dan booster. Dengan telah divaksin I, maka tingkat kesembuhan sapi yang terpapar PMK bisa cepat karena tingkat terpaparnya tidak fatal.
Dia mendesak pula, agar peternak dibantu pemerintah berupa makanan konsentrat bernutrisi tinggi bagi sapi oleh pemerintah agar pemulihannya cepat dan dapat segera berproduksi secara normal.
Pengalaman sapi yang terpapar PMK dan sembuh diberi pakan konsentrat bernutrisi bantuan pabrikan pakan ternak, hasilnya sangat bagus. Pemulihannya sangat cepat, hanya butuh waktu 25-30 hari saja.
Sedangkan jika sapi yang telah sembuh dari PMK tidak mengkonsumsi makanan konsentrat bernutrisi tinggi, kata dia, pemulihannya lama, sekitar dua bulan.
Bantuan pakan konsentrat itu, dia menilai, sangat mendesak untuk menjaga ketahanan pangan, selain membantu peternak yang kebanyakan peternak kecil. Dengan cepatnya sapi berproduksi susu secara normal, maka pasokan susu juga akan segera kembali pulih menjadi normal seperti PMK.
“Jadi idealnya sapi mengkonsumsi konsentrat 3-5 kg/hari selama dua bulan dengan komposisi 21 persen dari total kebutuhan pakannya,” kata Sulis yang juga Ketua Koperasi Susu Setia Kawan, Nongkojajar, Kab. Pasuruan itu.
Untuk ketahanan pangan pula, idealnya bantuan itu juga diberikan pada sapi pedaging agar produksi bisa terjaga, tidak mengalami penurunan. (K24)