Bisnis.com, MALANG — Penurunan produksi susu akibat PMK mencapai 30 persen dari total produksi saat normal yang mencapai 1.250 ton/hari.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim, Sulistyanto, mengatakan penurunan produksi dimulai Mei saat PMK mulai menyerang sapi perah dan puncaknya pada bulan ini.
“Kami bersyukur, vaksinasi sudah dimulai dan Jatim mendapatkan pasokan 700.000 dosis, tahap pertama 360.000 dosis vaksin PMK,” katanya, Minggu (26/6/2022).
Vaksinasi pertama pada 25 Juni lalu dan ditargetkan harus rampung pada 7 Juli dan diharapkan tuntas sebelum batas akhir yang ditetapkan.
Dengan vaksin sebanyak itu, kata dia, mencukupi untuk sapi perah di Jatim yang populasinya sebanyak 350.000 ekor. Vaksin tersebut harus diberikan dua kali. Pemberian vaksin dilaksanakan pada satu bulan setelah pemberian vaksin pertama.
Sapi yang harus divaksin sapi sehat dengan umur dua pekan hingga dewasa. Jumlah sapi perah yang terpapar PMK, sekitar 10 persen dari total populasi.
Baca Juga
Untuk pemulihan produksi susu, kata dia, maka selain pemberian vaksin juga perlu ada tambahan pakan konsentrat bergizi tinggi. Dengan begitu, maka sapi cepat pulih untuk memproduksi susu.
“Saat sapi terkena PMK, hampir tidak bisa memproduksi susu karena tidak mau makan. Setelah mendapatkan tambahan pakan, produksinya diperkirakan belum bisa langsung mencapai 100 persen,” katanya.
Dibutuhkan waktu satu semester jika ada tambahan pakan, namun jika tidak ada tambahan maka pemulihannya bisa mencapai 1 tahun lebih.
Relasi dari koperasi, kata dia, sebenarnya sudah membantu penyediaan pakan tambahan untuk sapi perah berupa program CSR dari pabrik obat hewan, mitra koperasi dari industri, dan lainnya, namun jumlahnya terbatas.
“Karena itulah perlu dukungan pemerintah berupa bantuan pakan tambahan untuk sapi setelah selesai divaksin,” ucap Sulistyanto yang juga Ketua KUD Setia Kawan, Nongkojajar, Kab. Pasuruan itu.
Tingkat kematian akibat PMK, kata dia, sebenarnya tidak besar, hanya 1 persen-3 persen. Hal itu karena peternak dibantu dengan KUD, telah melakukan penindakan dengan melakukan penyemprotan desinfektan kandang, pemberian obat analgesic, multivitamin, dan antibiotik pada sapi perah yang terpapar PMK.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Indyah Aryani, mengatakan pada kondisi darurat yang menjadi prioritas Vaksinasi PMK di Jawa Timur, yakni ternak sapi sebanyak 5,2 juta ekor dengan rinci, sapi potong 4,9 Juta ekor dan sapi perah 350.00 ekor.
Karena metode vaksinasi PMK dilakukan tiga kali, maka pemberian vaksin ke 2 dilakukan satu bulan setelah vaksin 1 dan booster dilakukan 6 bulan setelah vaksin ke dua. Total kebutuhan vaksin di Jawa Timur mencapai 15,6 juta dosis
“Pada kondisi pascadarurat (pada 2023 dst) yang menjadi prioritas vaksinasi PMK di Jawa Timur adalah semua ternak rentan, yakni sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi) sebanyak 10,5 juta ekor sehingga total kebutuhan vaksin di Jawa Timur adalah 31,5 Juta dosis,” katanya dalam keterangan resminya.
Menurut dia, Jawa Timur telah menerima vaksin PMK tiga tahap sebanyak 363.400 dosis dengan rinci, tahap I (14 Juni 2022) 1.000 dosis, tahap II (20 Juni 2022) 2.400 dosis, tahap III (24 Juni 2022) 360.000 dosis.
Dia juga menegaskan, vaksin telah dialokasikan ke 38 kabupaten/kota. Strategi vaksinasi, yakni vaksinasi massal sejak tanggal 25 Juni s/d 7 Juli 2022, dengan harapan sebelum Iduladha Jawa Timur sudah menyelesaikan vaksinasi pada 363.400 ekor sapi,
Vaksinasi dilakukan pada ternak yang masih sehat, sedangkan ternak sakit menunggu sampai sembuh. Prioritas pertama yang harus divaksin, yakni ternak bibit, sapi perah dan selanjutnya ring vaksinasi pada sapi potong.
Alokasi vaksin PMK untuk sapi perah di Jawa Timur sebanyak 263.000 dosis untuk 32 Kabupaten/Kota yang langsung diterimakan ke KUD sapi perah. Alokasi vaksin PMK untuk sapi potong di Jawa Timur sebanyak 97.000 dosis untuk 38 kabupaten/kota.
Total Tenaga Kesehatan Hewan Jawa Timur sebanyak 2.450 orang dengan rincian 950 dokter hewan dan 1.500 paramedik kesehatan hewan, untuk mendukung program vaksinasi massal akan didukung Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia.(K24)