Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Perkirakan Penjualan Properti Jawa Timur Tumbuh Tipis

harga properti residensial Jatim di pasar primer diperkirakan mengalami pertumbuhan terbatas di kuartal II ini yakni sebesar 2,06 persen.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur memperkirakan kinerja sektor properti di Jatim di kuartal II/2022 mengalami peningkatan tipis baik dari sisi penjualan maupun dari sisi harga khususnya di segmen residensial.

Bergeraknya sektor properti ini terjadi sejalan dengan mulai membaiknya sektor-sektor perekonomian di Jatim pasca pandemi Covid-19.

Analis Senior Fungsi Data Ekonomi dan Statistik Keuangan BI Jatim, Myrnawati Savitri mengatakan melihat hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan BI di Jatim cukup mengindikasikan bahwa harga properti residensial kuartal I/2022 mengalami peningatan.

“Peningkatan harga properti residensial kuartal I/2022 tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I sebesar 358,60 atau meningkat 0,77 persen (yoy) bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebelumnya sebesar 0,37% (yoy),” jelasnya dalam kegiatan Capacity Building & Media Gathering BI Jatim di Yogyakarta, Jumat (10/6/2022).

Melihat kondisi harga properti di kuartal pertama tahun ini, katanya, BI Jatim pun memperkirakan harga properti residensial di pasar primer akan mengalami pertumbuhan terbatas di kuartal II ini yakni sebesar 2,06 persen.

Myrnawati menambahkan, begitu juga dari sisi penjualan, survei menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penjualan properti di pasar primer pada kuartal I/2022 yakni 12,47 persen dibandingkan kuartal sebelumnya kuartal IV/2021.

“Peningkatan penjualan properti residensial terutama terjadi pada tipe rumah kecil,” katanya.

Dia melanjutkan, berdasarkan sumber pembiayaan, hasil survei BI juga menunjukkan bahwa pengembang mayoritas mengandalkan pembiayaan yang berasal dari non-perbankan untuk pembangunan properti residensial.

“Pada kuartal I/2022, sebanyak 58,57 persen dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal pengembang,” katanya.

Sedangkan dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama konsumen dalam pembelian properti khususnya pada tipe rumah kecil menengah yakni masing-masing menyumbang 55,17 persen dan 56,86 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper