Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis kinerja perekonomian di Jatim pada kuartal I/2022 mengalami pertumbuhan 5,20 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau year on year (yoy).
Pertumbuhan ekonomi tersebut semakin membaik dibandingkan kinerja ekonomi Jatim pada kuartal sebelumnya yakni kuartal IV/2021 yang tumbuh 4,59 persen (Yoy).
Adapun sumber pertumbuhan ekonomi di Jatim tersebut di antaranya berasal dari sektor industri yang tumbuh 2,13 persen, disusul perdagangan 1,24 persen, konstruksi 0,36 persen, Infokom 0,45 persen dan lainnya 1,03 persen.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal I/2022 tersebut juga mengalami pertumbuhan 0,75 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yakni kuartal IV/2021.
“Secara year on year, pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yakni 18,79 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri yakni 35,97 persen,” jelasnya dalam rilis, Senin (9/5/2022).
Dia melanjutkan, secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan tertinggi di sisi produksi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yakni 12,40 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor yang tumbuh 24,61 persen.
Ekspor yang meningkat terutama terjadi pada barang seperti perhiasan, tembaga, kayu dan barang dari kayu, serta bahan kimia. Sedangkan kinerja impor juga meningkat dari impor mesin-mesin, besi baja, pupuk, plastik dan barang dari plastik, serta gandum-ganduman.
“Perekonomian secara nasional pada periode ini memang terus membaik seiring dengan turunnya kasus Covid-19, penyebaran kasus Omicron yang cukup masif tidak memberikan dampak seburuk varian sebelumnya,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Dadang, sepanjang kuartal I/2022, terdapat beberapa catatan peristiwa yang mendorong pertumbuhan ekonomi di antaranya sektor pertanian yang meningkat karena dipengaruhi kondisi cuaca yang kondusif serta masuknya masa panen raya padi.
“Di sektor industri pengolahan, berada pada fase ekspansi. Industri makanan dan minuman meningkat memenuhi permintaan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Perbaikan kinerja industri pengolahan juga tercermin dari peningkatan produksi penjualan domestik, dan konsumsi listrik industri,” jelasnya.
Dadang melanjutkan, pelonggaran mobilitas penduduk juga tampak dari meningkatnya penumpang di semua armada angkutan publik, seperti penumpang kereta api naik 18,53 persen (qtq) atau 91,3 persen (yoy), penumpang pesawat di Bandara Juanda naik 3,27 persen (qtq) atau 55,01 persen (yoy).
“Kunjungan masyarakat ke tempat wisata juga meningkat seiring dengan longgarannya peraturan mobilitas penduduk,” imbuhnya.
Dadang menambahkan, realisasi APBD pun meningkat terhadap barang dan jasa yakni 54,19 persen (Yoy), dan belanja pegawai 25,82 persen, dan belanja bantuan sosial turun 27 persen.