Bisnis.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta petani khususnya tanaman padi untuk melakukan percepatan masa tanam sebelum masuk musim kemarau agar produktivitas tanaman saat panen bisa optimal.
“Saat ini memang masih terdapat hujan turun sehingga berfungsi untuk mengairi area persawahan. Untuk itu perlu ada percepatan masa tanam mumpung masih dapat air dan masih musim hujan kalau telat masa tanamnya akan berdampak pada produksi total padi kita," katanya dikutip dalam rilis Panen Raya, Kamis (7/4/2022).
Selain itu, lanjutnya, 15 kabupaten di Jatim termasuk Kabupaten Malang agar segera menerapkan Perda RTRW untuk menjaga dan melindungi area hijau atau persawahan agar tidak terjadi alih fungsi lahan sawah menjadi industri atau perumahan.
“Untuk mendukung ketahanan pangan, kita butuh peta yang lebih detail bagaimana lahan pertanian pangan berkelanjutan (LPPB) bisa terus terjaga. Saya berharap, bahwa Kabupaten Malang dan 14 daerah lain bisa menerapkan perda RT/RW itu,” katanya.
Khofifah menambahkan, untuk mewujudkan ketahanan pangan, Jatim juga mendorong penggunaan varietas unggul seperti yang dilakukan di Kabupaten Malang yang berhasil memanen padi dari 2 varietas unggul yakni Hibrida Brangbiji dan Inhibrida Varietas Inpari 32.
Adapun Panen Raya 2 jenis padi varietas unggul dilakukan di lahan pertanian milik Kelompok Tani (Poktan) Morodadi Dusun Tanjung Desa Banjararum Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Baca Juga
Untuk varietas padi Hibrida Brangbiji dikembangkan di lahan seluas 3 hektar mampu memproduksi 7,2 ton/ha. Padi ini mampu menghasilkan 25 anakan per rumpun dengan jumlah butir sebanyak 350 butir per malai. Dalam kondisi optimal, produksi padi hibrida ini bisa mencapai 14,8 - 15 ton/ha.
Sedangkan Padi Inbrida Varietas Inpari 32 yang dikembangkan di lahan seluas 30 ha memiliki produktivitas 11,9 ton/ha. Padi inbrida Inpari 32 mampu menghasilkan anakan produktif 32 anakan per rumpun, dengan jumlah butir sebanyak 190 butir per malai.
Khofifah menambahkan dengan produktivitas tinggi, Jatim meyakin akan terus mampu menyuplai kebutuhan beras bagi 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur.
“Kita tidak sekedar menghitung kebutuhan pangan masyarakat Jatim semata. Tapi kita juga menghitung ketercukupan pangan di 16 provinsi lain di Indonesia Timur. Karena, logistiknya hampir 80 persen disuplai dari Jatim,” imbuhnya.